Rabu, 30 September 2015

Cerita Sex: Bu Dokter Janda | Agen Poker Online

Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015  – Cerita Sex: Bu Dokter Janda – Ditanganku saat itu ada hasil pemeriksaan USG yang menunjukkan gambar janin berumur 10 minggu yang sehat. Keputusanku untuk di USG sebenarnya bukan untuk melihat janin ini tetapi untuk memeriksa perutku karena beberapa minggu ini aku merasa sering mual-mual dan tidak sembuh-sembuh dengan obat-obatan biasa.Aku tidak menyangka hubungan badanku dengan Yanto akan membuatku hamil dengan cepat, padahal hubungan badan pertamaku dengan Yanto baru menginjak bulan ke-3. Namaku Lani, seorang dokter di Bandung yang sedang mengambil spesialisasi mata saat cerita ini terjadi. Umurku saat itu sekitar 36 tahun dan berstatus janda cerai dengan satu anak perempuan ABG.
www.bet2poker.com

Mantan suamiku juga dokter ahli penyakit dalam yang belakangan aku ketahui punya kelainan sex, yaitu bisex (suka perempuan dan laki-laki). Sehingga karena tidak tahan akhirnya aku minta cerai setelah ayahku meninggal. Perceraian dan kehilangan ayah membuat aku menjadi gamang, apalagi bagiku ayahku adalah segala-galanya.

Kegamanganku itu rupanya terbaca dan dimanfaatkan oleh dokter NL, seorang dokter senior yang sangat dihormati di kotaku yang juga sekaligus menjadi dosen pembimbing program spesialisku. Dengan pendekatan kebapakannya dia akhirnya bisa membawaku ke ranjangnya tanpa banyak kesulitan. Affair kami awalnya berlangsung cukup panas karena kami punya banyak kesempatan bersama untuk melakukannya di manapun kami ingin, seperti di tempat praktek, di rumah sakit, di rumah dokter NL (saat ada istrinya) bahkan di dalam pesawat kecil (dokter NL ini adalah juga seorang pilot).

Karena alasanku berhubungan dengannya adalah untuk mengisi kekosongan sosok seorang ayah, maka aku pada awalnya tidak begitu peduli dengan kualitas hubungan seks yang aku dapat yaitu jarangnya aku mendapat orgasme. Hubungan kami inipun tidak pernah membuatku sampai hamil walaupun kami sering melakukannya pada periode suburku tanpa pengaman.
Karena perbedaan umur yang cukup jauh, pelan-pelan aku mulai ada rasa bosan setiap kali berhubungan badan dengan pembimbingku ini. Apalagi kedekatanku dengan dokter NL ini membuatku mulai dijauhi oleh teman-teman kuliahku yang secara tidak langsung mulai menghambat program spesialisasiku. Akhirnya pada suatu acara reuni kecil-kecilan SMAku, aku bertemu lagi dengan sahabat-sahabat lamaku, termasuk Yanto.

Aku dan Yanto sebenarnya sewaktu di SMA bersahabat sangat dekat sehingga beberapa teman menganggap kami pacaran. Tapi setelah lulus SMA, Yanto memilih untuk berpacaran dengan sahabatku yang lain yang kemudian menjadi istrinya. Kalau sebelumnya aku lebih sering berhubungan dengan istrinya Yanto, bahkan kedua anak kami juga bersahabat.
Tapi setelah acara reuni itu, aku juga menjadi sering bekomunikasi kembali dengan Yanto, baik lewat telepon maupun SMS. Akhirnya Yanto menjadi teman curhatku, termasuk masalah affairku dengan dokter NL dan entah kenapa aku menceritakannya dengan detail sampai ke setiap kejadian. Yanto adalah pendengar yang baik dan dia sama sekali tidak pernah langsung menghakimi apa yang telah kulakukan, terutama karena tahu persis latar belakangku.
Komunikasiku dengan Yanto sebagian besar sepengetahuan istrinya, walaupun detailnya hanya menjadi rahasia kami berdua. Kalau aku sudah suntuk teleponan, kadang-kadang dia mengajakku jalan-jalan untuk ngobrol langsung sehingga pelan-pelan aku mulai bisa melupakan afairku dengan dokter NL dan mencoba membina hubungan yang baru dengan beberapa laki-laki yang dikenalkan oleh teman-temanku.

Sayangnya aku sering kurang merasa sreg dengan mereka, terutama karena mereka tidak bisa mengerti mengenai jam kerja seorang dokter yang sedang mengambil kualiah spesialisnya. Lagi-lagi kalau ada masalah dengan teman-teman priaku ini aku curhat kepada Yanto yang sebagai anak seorang dokter Yanto memang juga bisa memahami kesulitanku dalam mengatur waktu dengan mereka.

Hingga pada suatu siang aku mengajak Yanto untuk menemaniku ke rumah peristirahatan keluargaku di Lembang yang akan dipakai sebagai tempat reuni akbar SMAku. Aku ingin minta saran Yanto tentang bagaimana pengaturan acaranya nanti disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di sana. Seperti biasa sepanjang jalan kita banyak ngobrol dan bercanda, tapi entah kenapa obrolan dan canda kita berdua kali ini sering menyinggung seputar pengalaman dan fantasi dalam hubungan seks masing-masing.
Sekali-sekali kita juga bercanda mengenai “perabot” kita masing-masing dan apa saja yang suka dilakukan dengan
“perabot” itu saat bersetubuh. Entah kenapa dari obrolan yang sebenarnya lebih banyak bercandanya ini membuat aku mulai sedikit terangsang, putingku kadang-kadang mengeras dan vaginaku mulai terasa sedikit berlendir. Waktu aku lirik celananya Yanto juga terlihat lebih menonjol yang mungkin karena penisnya juga berereksi.

Dalam pikiranku mulai terbayangkan kembali beberapa hubungan badan di masa lalu yang paling berkesan kenikmatannya. Tanpa terasa akhirnya kami sampai di rumah peristirahatan keluargaku, perhatianku jadi teralihkan untuk memberi pesan-pesan kepada mamang penjaga rumah dan tukang kebun yang ada di sana untuk mempersiapkan rumah tersebut sebelum akhirnya membawa Yanto berkeliling rumah.

Seperti waktu SMA dulu, obrolan kami kadang-kadang diselingi dengan saling bergandengan tangan, saling peluk dan rangkul atau sekedar mengelus-elus kepala dan pipi. Setelah selesai berkeliling kami kembali ke ruang tengah yang mempunyai perapian yang biasa dipakai menghangatkan ruangan dari udara malam Lembang yang cukup dingin.
Di sana Yanto kembali memeluk pinggangku dengan kedua tangannya dari depan sehingga kami dalam posisi berhadapan. Pelukannya itu aku balas dengan memeluk leher dan bahunya sehingga kami terlihat seperti pasangan yang sedang berdansa.
“Mmmmpppphhhh ……” Yanto tiba-tiba memangut bibirku lalu mengulumnya dengan hangat dan lembut.
Walaupun saat itu aku benar-benar kaget, tapi entah kenapa aku merasa senang karena dicium oleh orang yang aku anggap sangat dekat denganku.
Dengan jantungku berdebar aku kemudian memberanikan diri untuk membalas ciumannya sehingga kami berciuman cukup lama dengan diselingi permainan lidah ringan.
“Ahhh…….” Tanpa sadar aku mendesah saat ciuman perdana kami itu akhirnya berakhir. Sesaat setelah bibir kami lepas, aku masih memejamkan mata dengan muka sedikit menengadah dan bibir yang setengah terbuka untuk menikmati sisa-sisa ciuman tadi yang masih begitu terasa olehku. Aku baru tersadar setelah Yanto menaruh telunjuknya dibibirku yang sedang terbuka dan memandangku dengan lembut sambil tersenyum.

Kemudian dia menarik kepalaku ke dadanya sehingga sekarang kami saling berpelukan dengan eratnya. Jantungku semakin berdebar dan nafasku mulai tidak teratur, ciuman tadi telah membangkitkan “kebutuhanku” akan kehangatan belaian laki-laki. Tanpa menunggu lama, aku mengambil inisiatif untuk melanjutkan ciuman kami dengan memangut bibir Yanto lebih dulu setelah melakukan beberapa kecupan kecil pada lehernya.
Kali ini aku menginginkan ciuman yang lebih “panas” sehingga tanpa sadar aku memangut bibirnya lebih agresif. Yanto langsung membalasnya dengan lebih ganas dan agresif, lidahnya langsung menjelahi mulutku, membelit lidahku dan bibirnya melumat bibirku. Ciuman yang bertubi-tubi dan berbalasan membuat tubuh kami berdua akhirnya kehilangan keseimbangan hingga jatuh terduduk di atas sofa.

Tangan Yanto mulai bergerilya meremas-remas buah dadaku, mula-mulai masih dari luar baju kaosku tapi tak lama kemudian tangannya sudah masuk ke dalam kaosku. Kedua cup-BHku sudah dibuatnya terangkat ke atas sehingga kedua buah dadaku dengan mudah dijangkaunya langsung. Jari-jarinya juga dengan sangat lihai dalam mempermainkan putting buah dadaku.

Bibir Yanto juga mulai menciumi leher dan kedua kupingku sehingga menimbulkan rasa geli yang amat sangat. Terus terang dengan aksi Yanto itu aku menjadi sangat terangsang dan membankitkan keinginanku untuk bersetubuh. Maklum sejak putus dengan dosen pembimbingku praktis aku tidak pernah lagi tidur dengan laki-laki lain.

Aku saat itu sudah sangat berharap Yanto segera memintaku untuk bersetubuh dengannya atau meningkatkan agresifitasnya ke arah persetubuhan. Aku rasakan vaginaku sudah sangat basah dan aku mulai sulit berpikir jernih lagi karena dikendalikan oleh berahi yang semakin memuncak. Sebaliknya Yanto kelihatan masih merasa cukup dengan mencium meremas buah dadaku saja yang membuat aku semakin tersiksa karena semakin terbakar oleh nafsu berahiku sendiri.
“To, kamu mau ga ML sama aku sekarang ?” Kata-kata itu meluncur begitu saja dengan ringan dari mulutku di mana dalam kondisi biasa sangat tidak mungkin aku berani memulainya. Hanya dengan melihat Yanto menjawabnya dengan anggukan sambil tersenyum, aku langsung meloncat dari sofa dan berdiri di hadapan Yanto sambil melepas kaos atas dan BHku dengan terburu-buru. Melihat itu, Yanto membantuku dengan melepas kancing dan risleting celana jeansku sehingga memudahkanku untuk mempelorotkannya sendiri ke bawah.

Yanto sekali lagi membantuku dengan menarik celana dalamku sampai terlepas hingga membuat tubuhku benar-benar telanjang bulat tanpa ada lagi yang menutupi. Tanpa malu-malu, aku kemudian menubruk Yanto di sofa untuk kemudian duduk dipangkuannya dengan posisi kedua kakiku mengangkangi kakinya. Kami lalu berciuman lagi dengan ganasnya sambil kedua tangan Yanto mulai meraba-raba dan meremas-remas tubuh telanjangku sebelah bawah..

“Akkhhhhhh ….” Aku menjerit pendek saat Yanto memasukkan jari tangannya ke dalam liang senggama dari vaginaku yang sudah mengangkang di pangkuannya. Tanpa menunggu lama mulut Yanto juga langsung menyambar putting payudaraku membuat badanku melenting-lenting kenikmatan yang sudah lama tidak kunikmati. Yanto semakin agresif dengan memasukkan dua jarinya untuk mengocok-ngocok liang senggamaku yang membuat gerakan badanku semakin liar.
Gerakanku yang sudah makin tidak terkendali rupanya membuat Yanto kewalahan, lalu dengan perlahan dia mendorongku untuk rebah di karpet tebal yang terhampar di bawah sofa. Kemudian dengan tenang Yanto mulai membuka bajunya satu persatu sambil mengamati tubuh telanjangku dihadapannya yang menggelepar gelisah oleh berahiku yang sudah sangat memuncak.
Melihat Yanto memandangiku seperti itu, apalagi dengan masih berpakaian lengkap, tiba-tiba aku menjadi sangat malu sehingga aku raih bantal terdekat untuk menutupi muka dan dadaku sedangkan pahaku aku rapatkan supaya kemaluanku tidak terlihat Yanto lagi. Sesaat kemudian aku merasakan Yanto membuka pahaku lebar-lebar dan tanpa menunggu lama-lama kurasakan penisnya mulai melakukan penetrasi.

BLESSSSSS ……kurasakan penis Yanto meluncur dengan mulus memasuki liang senggamaku yang sudah becek sampai hampir menyentuh leher rahimku.
“Uhhhhhhmmmm ….” Aku mengeluarkan suara lenguhan dari balik bantal menikmati penetrasi pertama dari penis sahabatku yang sudah aku kenal lebih dari 20 tahun.
“Katanya tadi mau ngajak ML ….” Kata Yanto sambil mengambil bantal yang kupakai menutupi mukaku sambil tersenyum menggoda.

“Sok atuh dimulai saja ….” Jawabku sekenanya dengan muka memerah karena masih malu CROK … CROK … CROK …CROK …. CROK … ayunan penis Yanto langsung menimbulkan bunyi-bunyian dari cairan vaginaku.
Yanto mengait kedua kakiku dengan tanganya sehingga mengangkang dengansangat lebar untuk membuatnya lebih leluasa menggerakkan pinggulnya dalam melakukan penetrasi selanjutnya.
“Yantooo…..ohhhh…ahhhhh….. nikmat sekali …yantooo….” Aku mulai meracau kenikmatan. Kedua kakiku kemudian dipindah ke atas bahu Yanto sehingga pinggulku lebih terangkat, sedangkan Yanto sendiri badannya sekarang menjadi setengah berlutut.

Posisi ini membuat sodokan penis Yanto lebih banyak mengenai bagian atas dinding liang senggamaku yang ternyata mendatangkan kenikmatan luar biasa yang belum pernah aku dapat dari laki-laki yang pernah meniduriku sebelumnya.
“Adduuhhh …. enak sekali … ooohhh…. … kontolnya ….tooo…..kontolmu enak sekaliii …” aku mulai meracau dengan pilihan bahasa yang sudah tidak terkontrol lagi. Aku lihat posisi Yanto kemudian berubah lagi dari berlutut menjadi berjongkok sehingga dia bisa mengayun penisnya lebih panjang dan lebih bertenaga. Badanku mulai terguncang-guncang dengan cukup keras oleh ayunan pinggul Yanto.

Ayunan penisnya yang panjang dan dalam seolah-olah menembus sampai ke dalam rahimku secara terus menerus sampai akhirnya aku mulai mencapai orgasmeku.
“Yanntooooooo ….. aaaak …kkk…kuu…udd…da…aahh…mmaau… dddaaapaaat …” kata-kataku jadi terputus-putus karena guncangan badanku. Yanto merespon dengan mengurangi kecepatan ayunan penisnya sambil menurunkan kakiku dari bahunya. “Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh …….” Akhirnya gelombang orgasmeku datang bergulung-gulung, bola mataku terangkat sesaat ke arah atas sehingga tinggal putih matanya saja dan kedua tanganku meremas-remas buah dadaku sendiri.

Yanto memberikan kecupan-kecupan kecil saat nafasku masih terengah-engah sambil tetap memaju mundurkan dengan pelan penisnya yang masih keras menunggu aku siap kembali karena dia sendiri belum sampai ejakulasi. Setelah nafasku mulai teratur, aku peluk Yanto lalu kami berciuman dengan penuh gairah dan kepuasan untuk babak ke satu ini.
“Lani, aku boleh minta masuk dari belakang ?” Bisiknya ditelingaku
“Tentu saja sayang, kamu boleh minta apa saja dari aku …” Aku menjawab sambil tersenyum manis padanya. Yanto dengan hati-hati bangun dari atas tubuhku sampai berlutut, kemudian dengan pelan-pelan dia cabut penisnya dari vaginaku.

“Uhhhhhhhh ….” Aku medesah karena merasa geli bercampur nikmat saat penisnya dicabut.
Aku lihat penis Yanto masih mengacung keras dan sedikit melengkung ke atas, batang penisnya yang penuh dililit urat-urat terlihat sangat basah oleh cairan vaginaku. Karpet yang tepat di bawah selangkanganku juga sangat basah oleh cairanku yang langsung mengalir ke karpet tanpa terhalang bulu-bulu kemaluanku.

Vaginaku memang hanya berbulu sedikit seperti anak-anak gadis yang baru mau puber, itupun hanya ada di bagian atas dekat perutku, sehingga aku tidak perlu repot-repot lagi mencukurnya.
“Ayo Lan, balikkan tubuh kamu” Pinta Yanto padaku Setelah berhasil mengankat tubuhku sediri, aku lalu membalikkan badan untuk mengambil posisi menungging sebagai persiapan melakukan persetubuhan doggy style sesuai permintaannya tadi.

Aku rasakan Yanto medekat karena penisnya sudah terasa menempel di belahan pantatku dekat liang anus. Posisi kedua kakiku dia betulkan sedikit untuk mempermudahnya melakukan penetrasi. BLESSSSS ………………… untuk kali kedua penisnya masuk ke dalam liang senggamaku dengan mulus “OOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH …………” Aku melenguh dengan kerasnya mengikuti masuknya penis tersebut.

Kurasakan penis Yanto mulai bergerak maju mundur, bukan hanya karena gerakan pinggulnya saja tapi juga karena dengan tangannya Yanto juga menarik dan mendorong pinggulku sesuai dengan arah gerakan penisnya dia sehingga aku seperti “ditabrak-tabrak” oleh penisnya.
“Aaaarkkkhhh….aaaarrrrrkkkkkhhhh ….aaarrrkkkhhh “ Aku terus-terusan mengerang kenikmatan PLEK … PLEK … PLEK … PLEK … terdengar suara pantatku yang beradu dengan pahanya Yanto. “AUUUUUHHHHHHH…..AHHHHHHHHH …..OOOUUUUUUUHHHHH” Aku mulai melolong-lolong dengan kerasnya. TREK … tiba-tiba kudengar suara pintu yang dibuka.
“Neng Lani … ada apa Neng ?” Aku mendengar suara penjaga rumahku bertanya dengan suara gugup. Rupanya dia dikagetkan saat mendengar lolonganku tadi yang membawanya datang kemari, tapi akhirnya menjadi lebih kaget lagi setelah melihat majikannya sedang disetubuhi oleh tamunya.
Lagi pula siapa yang menyangka kami akan nekat bersetubuh siang hari bolong di ruang keluarga yang terbuka dan masih ada penghuni rumah lainnya.

“Ga ada apa-apa kok Pak, saya sedang mijetin Neng Lani nih …” Kudengar Yanto menjawab dengan tenang tanpa ada nada kaget atau gugup seolah-olah tidak terjadi apa-apa, bahkan tanpa menghentikan pompaan penisnya. Hanya kecepatannya saja dikurangi sehingga tidak terdengar lagi bunyi-bunyian heboh yang berasal dari beradunya kemaluan-kemaluan kami
“Ahhhh …aaaahhh …auhhhhh …” Aku tetap tidak mampu menahan erangan nikmatku walaupun aku sangat kaget kepergok sedang bersetubuh oleh Mamang penjaga rumah yang sudah megenalku sejak kecil
“Aa..aduh punten Neng Lani … punten Agan … Mamang tidak tahu Agan-agan sedang sibuk begini, Mamang tadi takut ada apa-apa denger suara Neng Lani seperti menjerit” Lanjutnya dengan muka pucat setelah sadar apa yang dilihatnya.

“Ya sudah pak, Neng Lani juga ga apa-apa kok” Kudengar jawaban Yanto “Yaaa Mmmaammang … sayaa gaaaa apa-apa ko..ok….dududddduuuhhhh….ahhhhh ….shhhhh “ Aku coba bantu menjawab tanpa melihat ke arahnya tapi malah jadi bercampur desahan karena aku benar-benar sedang dalam kendali kenikmatan dari gerakan penis Yanto.
“Nuhun upami kitu mah, mangga atuh Neng … mangga Agan … mangga lajengkeun deui, Mamang mah mau ke belakang lagi” kata Mamang sebelum kemudian berlalu menghilang di balik pintu. PLEK … PLEK … PLEK …PLEK …PLEK …Yanto kembali menggenjot penisnya dengan kecepatan penuh
“Addduuuuhh….duhhh…terussss….terrruussss …..arrrrkkkkhhhh “ Aku kembali menjerit-jerit dan bahkan mungkin lebih keras lagi dari sebelumnya CROK … CROK …CROK … CROK….CROK …cairan vaginaku mulai membanjir lagi, sebagian ada mengalir turun lewat kedua pahaku sebagian lagi ada yang naik melalui belahan pantatku karena terpompa oleh penis Yanto.
Kepergok oleh penjaga rumah sedang bersetubuh memang menegangkan, tapi sekaligus membuat aku semakin terangsang setelah melihat sendiri Yanto bisa mengatasinya dengan tenang.
“Geliiiiii …. Aduuuhh…geli sekaliiiii….uuuhhhhhh ….oohhhhhh….Yantoo….geliii …“ Teriakku saat jari-jari Yanto mulai mempermainkan liang duburku yang telah basah oleh cairan dari vaginaku. “Sakkkiiiiit ….addudduuuh ….
Sakitt….aarrrkkkhhhhh ….” Jeritku ketika Yanto malah memasukkan jari tangannya ke dalam liang duburku setelah dilumasi cairan vaginaku terlebih dahulu. Saking sakitnya aku sampai mencoba mengulurkan tangan kananku ke arah duburku untuk menepis tangannya tapi tidak berhasil.
Tapi seperti waktu pertama kali vaginaku diperawani oleh mantan suamiku dulu, rasa sakit itu lama-lama hilang dan berganti menjadi rasa nikmat yang sangat berbeda. Walaupun tidak senikmat penis Yanto yang ada di liang senggamaku, tapi tambahan gerakan jarinya di liang duburku mulai membuatku semakin bergairah. Tiba-tiba kurasakan gerakan Yanto menjadi tidak teratur lagi, penisnya seperti berdenyut-denyut di dalam liang senggamaku sedangkan nafasnya seperti ditahan-tahan.

Mungkin Yanto akan ejakulasi ? Memikirkan hal itu, aku menjadi tambah bergairah menuju orgasmeku yang kedua.
“Lan… Lani…sepertinya aku sudah akan keluarrrr ….
“ Kata Yanto dengan sedikit tertahan
“T…ttung…ggguu sebentar lagi To …. Lani juga sss … sudah …hhhaampir dapppatt lagi” Aku berharap bisa orgasme barengan pada saat Yanto ejakulasi, saat itu tangan kananku sudah kupakai menggesek-gesek klitorisku sendiri.
“Ahhhhh …” aku menjerit tertahan saat Yanto mencabut tangannya dari liang duburku Yanto sekarang memakai kedua tangannya itu untuk menahan pinggulku sambil menekan-nekankan penisnya yang berdenyut makin kencang.
“LANIIIIII …ga bisa aku tahan lagi …. aaaarrkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh” Yanto mengerang tertahan saat ejakulasi SSSSSRRRRTTT….SSSSRRRTTTT….SSSSRRRRT…cccrrtt…cccrr r…cccrrtt… aku merasakan ada tiga kali semburan kuat dalam liang senggamaku diikuti belasan semburan kecil.
Semburan air mani yang hangat akhirnya membuat aku juga segera mendapatkan orgasmeku yang kedua.

“Yantooo…. Nikmat sekali ….aaaakkkkhhhhh ……duuuuhhh …. benar benar kamu nikmat” aku mulai meracau dengan suara pelan karena sudah sangat lemas. Walaupun penis Yanto masih terasa keras setelah ejakulasi, badanku sudah terlalu lemas untuk bisa menahan tubuhku sendiri dalam posisi menungging. Aku pasrah saja ketika Yanto membalikkan badanku tanpa melepaskan penisnya dari tubuhku.

Walaupun kami bersetubuh cukup lama, tapi tidak banyak keringat yang keluar dikarenakan udara Lembang yang cukup sejuk, tapi aku lihat tubuh Yanto tetap agak berkilat oleh keringatnya sendiri. Kami kemudian berciuman dan berpelukan lagi dengan mesra, tidak pernah terlintas dalam pikiranku sampai pagi tadi sebelum berangkat ke sini bahwa aku akan bersetubuh dengan sahabat dekatku sendiri.

Tapi aku hampir tidak ada rasa menyesal telah melakukannya, padahal waktu aku pertama kali disetubuhi dosen pembimbingku ada rasa menyesal yang cukup dalam. “Lani, kamu bisa menikmatinya sayang ?” Yanto berbisik di telingaku
“Enak sekali To, baru kali ini aku merasakan nikmat yang luar biasa ” Jawabku dengan lembut
“ Terima kasih ya To” Yanto membalasnya dengan kembali memangut bibirku dengan lembut di sisi lain aku merasakan Yanto mulai menggerakkan penisnya maju mundur lagi walaupun masih dengan perlahan.

Saat itu aku sudah sangat kelelahan dengan persetubuhan dua babak tadi sehingga tidak siap untuk melanjutkan ke babak berikutnya.
“To, aku udah kecapean sekarang … kalau kamu masih mau lagi, kita lanjutkan setelah aku istirahat sebentar. Boleh kan ya sayang ?” Aku coba menolak Yanto melanjutkan niatnya dengan sehalus mungkin.

Yanto rupanya bisa mengerti dan menghentikan gerakan penisnya, sebagai gantinya aku melakukan kontraksi pada otot-otot vaginaku untuk “meremas-remas” penis Yanto yang masih keras saja sampai sekarang walaupun sudah berejakulasi. Dia kelihatannya sangat menikmatinya sampai akhirnya berejakulasi lagi walaupun semprotannya jauh lebih lemah dan lebih sedikit dari yang pertama.
“Uuuuuuuuhhhhhh ….” Aku kembali melenguh saat Yanto menarik penisnya yang mulai melunak. Kami kemudian melanjutkan obrolan kami tanpa mengenakan pakaian dulu, tapi aku tetap menutup badanku dengan selimut yang disediakan dekat perapian karena walau bagaimanapun aku masih ada sedikit perasaan risi bertelanjang bulat di depan sahabat laki-lakiku.

Yanto ternyata sangat kaget waktu mengetahui aku tidak memakai kontrasepsi dan sangat menyesal sudah mengeluarkan spermanya di dalam tubuhku. Aku coba tenangkan dirinya bahwa akulah yang menginginkan dia berejakulasi di dalam tubuhku, lagi pula selama ini baik mantan suamiku maupun dosen pembimbingku selalu mengeluarkannya di dalam dan aku hanya bisa hamil di tahun pertama pernikahan kami. Aku juga ceritakan bahwa baru dengan Yanto aku bisa dua kali mengalami orgasme dalam sekali bersetubuh sampai aku merasa kepayahan, padahal sebelumnya hanya kadang-kadang saja bisa sampai orgasme.

Yanto bilang bahwa dia selalu berusaha mendahulukan pasangan-pasangannya mendapat orgasme duluan, minimal sekali, sebelum dia berejakulasi. Waktu aku balik tanya memangnya sudah pernah meniduri berapa wanita, dia hanya nyengir saja. Sekejap ada perasaan cemburu mengetahui bahwa aku bukan perempuan satu-satunya selain istrinya yang dia tiduri, tapi aku berusaha redam perasaan itu karena tujuan hubungan kami bukan seperti itu. Yanto kemudian memintaku untuk bersedia melakukan variasi hubungan anal dengannya, aku sempat kaget dan menolak permintaannya.
Apalagi bila mengingat sakitnya liang duburku waktu dia memasukkan jari tangannya, apalagi kalau penisnya yang besar dan keras itu ? Tapi waktu aku melihat pandangan memohonnya, hatiku menjadi luluh dan bilang ke dia bahwa aku tidak mau sering-sering melakukannya karena takut bentuk anusku berubah drastis. Kami kemudian sempat tertawa-tawa waktu membahas tentang peristiwa tertangkap basah oleh Mamang penjaga rumah sedang bersetubuh secara langsung akibat lolongan dan jeritan erotisku.

Aku i memang dikenal oleh orang lain sebagai orang yang kalem sehingga kalau sampai menjeri-jerit tentu saja akan mengagetkan mereka. Aku yakinkan Yanto bahwa akan bisa mengatasi Mamang penjaga rumah supaya tidak menceritakan kejadian ini kepada keluargaku atau orang lain. Aku cuma menyesal Mamang itu sudah melihat tubuh telanjangku dalam posisi dan ekspresi yang sangat merangsang pikiran laki-laki. Setelah hampir dua jam beristirahat, aku berkata kepada Yanto bahwa aku belum melihat bentuk persisnya penis dia saat ereksi karena ketika tadi sedang ereksi hampir selalu berada dalam vaginaku.

Yanto balas menjawab bahwa dia juga tidak sempat memperhatikan dengan teliti bentuk vaginaku, oleh karena itu dia mengajak aku untuk langsung melakukan foreplay saja dengan posisi 69. Dengansedikit tersipu aku sempat balik bertanya tentang apa yang dimaksud posisi 69 karena soal teknik seks aku sangat awam. Akhirnya kami mulai melakukan posisi 69 itu dengan aku berada di atas karena benar-benar ingin melihat biangnya rasa nikmatku tadi.
Ternyata memang diameter penisnya Yanto sangat besar saat ereksi walaupun biasa saja panjangnya. Tetapi yang istimewa adalah tonjolan urat-urat pembuluh darah yang mengelilinginya sepeti ulir sekrup yang membuat gesekan pada dinding vaginaku lebih terasa nikmat. Tak lama kemudian kami mulai bergumul lagi dengan berahi yang lebih panas karena melakukannya dengan kesadaran penuh bukan lagi karena reaksi spontan seperti sebelumnya. Aku mengambil posisi di atas dia sehingga bisa mengendalikan bagian mana saja dari liang senggamaku yang ingin di sentuh penisnya.
Sedangkan Yanto sendiri selain meremas buah dadaku dan menghisap putingnya, juga mempermainkan kelentitku dengan jari-jarinya. Akhirnya aku mencapai orgasme pertama yang sangat nikmat sekaligus lelahkan untuk babak ke dua ini. Yanto kemudian menagih janjiku untuk berhubungan secara anal sesaat setelah orgasme pertamaku, sehingga aku kembali dalam posisi menungging. Sekarang penis Yanto langsung masuk ke liang duburku setelah dibasahi dulu dengan cairan vaginaku yang menetes.

Aku benar-benar merasa kesakitan yang luar biasa saat penisnya masuk ke dalam lubang duburku yang ototnya masih kaku. Bahkan aku sempat menjerit jerit kesakitan sebelum akhirnya mulai merasakan nikmatnya hubungan anal bahkan bisa sampai mendapat orgasme walaupun tidak hebat penetrasi di vagina. Setelah orgasme keduaku pada anal, Yanto kembali menyetubuhiku secara konvensional sampai aku mencapai orgasme ketiga padahal Yanto belum juga mendapat ejakulasinya .
Saat itu aku benar-benar sudah kepayahan menerima serbuanny sehingga akhirnya aku terpaksa memohon untuk berhenti karena vaginaku sudah seperti hampir mati rasa. Dengan penuh pengertian Yanto menghentikan aktivitasnya walaupun terlihat ada rasa kecewa di matanya. Karena hari sudah menjelang malam, setelah beristirahat sebentar sambil berciuman, kami bersiap-siap untuk kembali ke Bandung. Sebelum pulang aku berwanti-wanti kepada Mamang penjaga rumah supaya tidak perlu bercerita tentang apa yang dilihatnya karena kami melakukannya sebagai orang dewasa yang saling membutuhkan dan saling suka satu sama lainnya.

Si Mamang bilang dia mengerti sebagai janda tentunya aku butuh laki-laki yang menemani saat kesepian. Dalam perjalanan pulang aku menawarkan ke Yanto untuk melakukan seks oral di mobil sambil berjalan sampai dia bisa ejakulasi. Aku menawarkan itu karena merasa bersalah telah menyia-nyiakan sahabatku yang telah memberikan kenikmatan yang bertubi-tubi ditambah beberapa petualangan seks yang sangat baru buatku termasuk juga petualangan kepergok Mamang yang mendebarkan.

Yanto tentu saja menyambutnya dengan antusias dan dia memintaku untuk melepas BHku supaya sambil di oral dia bisa membalas dengan permainan tangannya pada buah dadaku. Dengan nekat aku lalu mencopot BHku saat mobil berjalan yang artinya aku harus melepas kaosku dahulu sebelum melepaskan BHnya itu. Sebuah mobil sempat memberi lampu jauh saat aku bertelanjang dada, aku tidak tahu apakah pengemudinya sempat melihat kondisiku saat itu.
Dengan sabar aku mulai melakukan seks oral sedangkan Yanto mengemudikam mobil Audi A4 Triptroniknya hanya dengan satu tangan saja karena tangan kirinya dipakai untuk memainkan buah dadaku. Aku sempat bergurau bahwa penisnya dia sangat “yummie” sehingga tidak membosankan untuk dikulum dimulut atau digesek-gesek di vagina.

Sekarang aku mengerti kenapa Yanto mau bersusah-susah memainkan buah dadaku sambil mengemudi karena ternyata rangsangannya pada buah dadaku itu membuatku banyak melakukan gerakan spontan pada mulutku saat mengulum penisnya yang membuatnya merasa lebih nikmat. Walaupun aku sudah berusaha maksimal, tapi Yanto belum saja berejakulasi padahal sudah dekat rumahku.

Tepat ketika mobilnya sudah berhenti di depan pintu pagar rumahku, Yanto tiba tiba menekan kepalaku dengan kedua tangannya sampai batang penisnya amblas menyodok masuk ke kerongkonganku dan ….
CRUT…CRUT…CRUT …CRUT … penisnya memuntahkan air mani yang sangat banyak yang terpaksa aku telan langsung ke perutku “Aaaaahhhh ….” Kudengar suara Yanto mengerang nikmat Aku coba berontak karena hampir tidak bisa bernafas, tapi Yanto hanya melonggarkan sedikit tekanan tangannya Crut …crut …crut …crut … masih ada beberapa semprotan lagi yang keluar dari penisnya berceceran di dalam rongga mulutku, malah ada beberapa yang menempel di bibir, pipi dan hidungku.

Ketika aku bangun dari pangkuan Yanto, aku lihat si Bibi sedang membuka pintu pagar dan anakku menunggu di pintu garasi. Dengan terburu-buru aku menyambar tisu yang disodorkan oleh Yanto yang sedang tersenyum nakal. Aku hanya sempat menghapus mukaku sekenanya karena takut anakku datang mendekat dan melihat penisnya Yanto yang tetap mengacung setelah ejakulasi. Saat aku turun dari mobil malah aku lupa membawa BHku yang ada di jok belakang.

Waktu aku mencium anakku, dia sempat berkomentar kenapa mamanya lengket-lengket dan mulutnya rada ada bau amis. Yanto memang memberiku banyak petualangan seks yang tidak pernah aku bayangkan sampai umurku yang bisa dibilang matang ini walaupun frekuensi pertemuan kami tidak terlalu sering.

Aku hanya berhubungan badan dengan dia saat aku benar-benar membutuhkannya atau karena Yanto memang memintanya. Aku ingin tetap hubungan kami hanya sebagai sahabat karena hubungan persahabatanku dengan Yanto jauh lebih berharga dari pada kebutuhanku mencari pasangan hidup.
Setiap kali berhubungan badan aku selalu memaksanya untuk ejakulasi di dalam, aku tidak mau ejakulasinya di luar ataupun memakai kondom walaupun dia sangat khawatir karena merasa spermanya sangat subur. Akhirnya kekhawatiran Yanto terbukti karena kemudian aku hamil, bahkan sampai mencapai usia 10 minggu janin yang aku kandung. Asalnya aku tidak percaya sampai diperiksa oleh temanku sesama dokter dengan menggunakan alat USG. Karena hubunganku dengan Yanto belum mencapai 3 bulan, berarti janin itu berasal dari hubungan seks kami yang awal-awal.
Dengan umur kandungan yang sudah besar, akhirnya aku minta tolong temanku untuk merekomendasikan dokter koleganya di luar kota untuk membantu menggugurkannya. Aku tidak mau di kuret di kotaku karena dapat menimbulkan kehebohan besar. Dengan pengalaman ini akhirnya aku berinisiatif pasang IUD sehingga Yanto tetap bisa leluasa berejakulasi di dalam tubuhku seperti keinginanku. Petualanganku denga Yanto akhirnya terhenti setelah dua tahun ketika ada dokter yang melamarku dan memboyongku ke luar kota.

Bukannya aku tidak ingin setia pada suamiku yang baru, tapi sebenarnya aku sering merindukan belaian keintiman khas Yanto mengingat dasar hubungan seks kami yang istimewa. Walaupun dia selalu menjawab komunikasi dariku, tapi dia tidak pernah lagi memintaku untuk melayaninya seperti yang dulu dia lakukan kalau dia sedang membutuhkan seks.

Padahal tinggal dia minta, aku pasti pergi ke kotanya dengan cara apapun hanya untuk melayani kebutuhannya. Tapi kalau kebetulan aku tahu dia sedang ada di kotaku, Yanto tidak pernah menolak kunjunganku ke hotelnya untuk melepas rindu akan siraman air maninya. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

Cerita Sex: Mbak Limah Janda Haus Seks | Agen Poker Online

Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015 – Cerita Sex: Mbak Limah Janda Haus Seks – Aku melihat jam di tanganku. Masih lama rupanya. Kira-kira setengah jam lagi waktu kuliah habis. Siang tadi kakak iparku nelepon, memintaku datang ke rumahnya setelah kuliah. Aku bertanya-tanya, karena biasanya hanya abangku saja yang menelponku, menanyakan sesuatu atau memintaku untuk menjaga rumahnya jika dia ada urusan keluar kota.Rintik-rintik hujan mulai turun semakin lebat. Mbak Limah yang bekerja di rumah abangku ini bergegas ke halaman belakang untuk mengambil jemuran. Kemudian, “Den Mad!”, teriaknya keras dari belakang rumah. Aku berlari menuju arah suaranya dan melihat Mbak Limah terduduk di tepi jemuran. Kain jemuran berhamburan di sekitarnya.
“Den Mad, tolong Mbak Limah bawakan kain ini masuk”, pintanya sambil menyeringai mungkin menahan sakit.
www.bet2poker.com

“Mbak tadi tergelincir”, sambungnya.
Aku hanya mengangguk sambil mengambil kain yang berserakan lalu sebelah tanganku coba membantu Mbak Limah berdiri.
“Sebentar Mbak. Saya bawa masuk dulu kain ini”, kataku sembari membantunya memegang kain yang berada di tangan Mbak Limah.
Aku bergegas masuk ke dalam rumah. Kain jemuran kuletakkan di atas kasur, di kamar Mbak Limah. Ketika aku menghampiri Mbak Limah lagi, dia sudah separuh berdiri dan mencoba berjalan terhuyung-huyung. Hujan semakin lebat seakan dicurahkan semuanya dari langit.
Aku menuntun Mbak Limah masuk ke kamarnya dan mendudukkan di kursi. Dadaku berdetak kencang ketika tanganku tersentuh buah dada Mbak Limah. Terasa kenyal sehingga membuat darah mudaku tersirap naik. Kuakui walau dalam umur awal 30-an ini Mbak Limah tidak kalah menariknya jika dibandingkan dengan kakak iparku yang berusia 25 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan potongan badannya yang masih menarik perhatian lelaki. Tidak heran, pernah Mbak Limah kepergok oleh abangku bermesraan dengan laki-laki lain.
“Tolong ambilkan Mbak handuk”, pinta Mbak Limah ketika aku masih termangu-mangu.
Aku menuju ke lemari pakaian lalu mengeluarkan handuk dan kuberikan kepadanya.
“Terima kasih Den Mad”, katanya dan aku cuma mengangguk-angguk saja.
Kasihan Mbak Limah, dia adalah wanita yang paling lemah lembut. Suaranya halus dan lembut. Bibirnya senantiasa terukir senyum, walaupun dia tidak tersenyum. Rajin dan tidak pernah sombong atau membantah. Dianggapnya rumah abangku seperti rumah keluarganya sendiri. Tak pernah ada yang menyuruhnya karena dia tahu tanggung jawabnya.
Kadang-kadang saya memberinya sedikit uang, bila saya datang ke sana. Bukan karena apa, sebab dia mempunyai sifat yang bisa membuat orang sayang kepadanya. Abangku tidak pernah memarahinya. Gajinya setiap bulan disimpan di bank. Pakaiannya dibelikan oleh kakak iparku hampir setiap bulan. Memang dia cantik, dan tak tahu apa sebabnya hingga suaminya menceraikannya. Kabarnya dia benci karena suaminya main serong. Hampir 6 tahun lebih dia menjanda setelah menikah hanya 3 bulan. Sekarang dia baru berusia 33 tahun, masih muda.

Kalau masalah kecantikan, memang kulitnya putih. Dia keturunan Cina. Rambutnya mengurai lurus hingga ke pinggang. Dibandingkan dengan kakak iparku, masing-masing ada kelebihannya. Kelebihan Mbak Limah ialah sikapnya kepada semua orang. Budi bahasanya halus dan sopan.
Mbak Limah berdiri lalu mencoba berjalan menuju ke kamar mandi. Melihat keadaannya masih terhuyung-huyung, dengan cepat kupegang tangannya untuk membantu. Sebelah tanganku memegang pinggang Mbak Limah. Kutuntun menuju ke pintu kamar mandi. Terasa sayang untuk kulepaskan peganganku, sebelah lagi tanganku melekat di pinggangnya.
Mbak Limah menghadap ke diriku saat kutatap wajahnya. Mata kami saling bertatapan. Kulihat Mbak Limah sepertinya senang dan menyukai apa yang kulakukan. Tanganku jadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu ke dadanya. Kuusap dadanya yang kenyal menegang dengan puting yang mulai mengeras. Kudekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling menyamping, lalu kutarik lagi pipinya. Mulut kamipun bertemu. Aku mencium bibirnya. Inilah pertama kalinya aku melakukannya kepada seorang wanita.
Erangan halus keluar dari mulut Mbak Limah. Ketika kedua tanganku meremas punggungnya dan lidahku mulai menjalari leher Mbak Limah. Ini semua akibat film BF dari CD-Rom yang sering kutonton dari rumah teman.

Mbak Limah bersandar ke dinding, tetapi tidak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk ke dalam bajunya, mulut dan lidahnya kukecup. Kuhisap dan kugelitik langit-langit mulutnya. Kancing BH-nya kulepaskan. Tanganku bergerak bebas mengusap buah dadanya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding.
Kami terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Mbak Limah menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster Mbak Limah kubuka. Di dalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas perlahan-lahan.

Bibirku mengecup puting buah dadanya secara perlahan. Kuhisap puting yang mengeras itu hingga memerah. Mbak Limah semakin gelisah dan nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam di celah buah dadanya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah, “Ssshh…, sshh!”.
Puting payudaranya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan. Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini bermain di pusar Mbak Limah, sambil tanganku mulai mengusap-usap pahanya. Ketika kulepaskan ikatan kainnya, tangan Mbak Limah semakin kuat menarik rambutku.

“Den Maddd…, Den Mad”, suara Mbak Limah memanggilku perlahan. Aku terus melakukan usapanku. Nafasnya terengah-engah ketika celana dalamnya kutarik ke bawah. Tanganku mulai menyentuh daerah kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan.
Ketika lidahku baru menyentuh kemaluannya, Mbak Limah menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya. Aku segera mengerti maksud Mbak Limah seraya menuntun Mbak Limah menuju tempat tidur. Bau kemaluannya merangsang sekali. Dengan satu bau khas yang sukar diceritakan.
“Den Maddd…”, bisiknya perlahan di telingaku. Aku terdiam sambil mengikuti apa yang kuinginkan. Mbak Limah sepertinya membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Mbak Limah kini kutelanjangkan.

Tubuhnya berbaring telentang sambil kakinya menyentuh lantai. Seluruh tubuhnya cukup menggiurkan. Mukanya berpaling ke sebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya mendekap kain sprei. Buah dadanya membusung seperti minta disentuh.
Puting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Kulihat tidak ada lipatan dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan. Memang Mbak Limah tidak memiliki anak karena dia bercerai setelah menikah 3 bulan. Kakinya merapat. Karena itu aku tidak dapat melihat seluruh kemaluannya. Cuma sekumpulan rambut yang lebat halus menghiasi bagian bawah.

Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. ritsluiting jeans-ku kuturunkan. Aku telanjang bulat di hadapan Mbak Limah. Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Mbak Limah. Buah dada yang membusung dihiasi puting kecil dan daerah di bulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Mbak Limah telentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik.

Lalu akupun duduk di pinggir kasur sambil mendekap tubuh Mbak Limah. Sungguh lembut tubuh mungil Mbak Limah. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang puting susunya, kuremas-remas buah dada yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat. Penisku menyentuh pinggang Mbak Limah. Kudekatkan penisku ke tangan Mbak Limah. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-usapnya.

Memang Mbak Limah tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia pernah menikah. Dibandingkan denganku, aku cuma tahu teori dengan melihat film BF, itu saja. Tanganku terus mengusap perutnya hingga ke celah selangkangannya. Terasa berlendir basah di kemaluannya.
Aku beralih dengan posisi 69. Rupanya Mbak Limah mengerti keinginanku. Lalu dipegangnya penisku yang sudah tegang dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam ketika lidah Mbak Limah melumat kepala penisku dengan lembut. Penisku dikulum sampai ke pangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Mbak Limah terasa menarik-narik batang penisku. Tidak tahan diperlakukan begitu aku lalu mengerang menahan nikmat.
Kubuka lebar-lebar paha Mbak Limah sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Mbak Limah mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Mbak Limah semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih keluar dari lubang vaginanya. Tentu Mbak Limah sudah cukup terangsang, pikirku.
Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Buah dadanya tertindih oleh dadaku. Mbak Limah memperbaiki posisinya ketika tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Mbak Limah mulai membuka sedikit ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya. Putingnya kuhisap sedikit kasar. Punggung Mbak Limah terangkat-angkat ketika lidahku mengitari perutnya.
Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Mbak Limah semakin membuka pahanya ketika aku menjilat clitorisnya, kulihat Mbak Limah sudah tidak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk mencari tempat-tempat yang bisa mendatangkan kenikmatan baginya.

Erangan Mbak Limah semakin kuat dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. Aku bertanya, “Gimana Mbak rasanya?”, suaraku lembut dan sedikit manja. Dia tidak menjawab. Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, aku mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya yang kini telah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir di gerbang vaginanya.
Kugesek-gesekan kepala penisku di cairan yang membanjir itu. Perlahan-lahan kutekan ke dalam. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Mbak Limah menggelinjang seperti kesakitan.

“Pelan-pelan Den Madd!”, Mbak Limah berbicara dengan nafas sesak. Aku sekarang mengerti. Kemaluan Mbak Limah sudah sempit lagi setelah 6 tahun tidak disetubuhi, walaupun dia sudah tidak perawan lagi. Memang aku belum berpengalaman kerena ini merupakan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang wanita walau umurku sudah matang.

Kutekan lagi. Kumasukkan penisku perlahan-lahan. Kutekan punggungku ke depan. sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Lalu Mbak Limah memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian penisku yang masuk. Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Mbak Limah juga terdiam. Tenang.

Sementara itu, kupeluk tubuh Mbak Limah dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan terangsang.
Lalu kemudian aku bertanya dengan suara lembut, “Mau diteruskan…?”. Mbak Limah membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan.
Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan Mbak Limah, mencengkram seluruh batang penisku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vagina Mbak Limah. Kami makin terangsang!
Penisku mulai memasuki kemaluan Mbak Limah lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata Mbak Limah terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya.

Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya. Mbak Limah mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya penisku di kemaluannya. Kadang-kadang punggung Mbak Limah terangkat-angkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya.
Berpuluh-puluh kali kumaju-mundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Mbak Limah mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan penisku yang tertanam di dalamnya.
Goyanganku semakin kuat. Kasur Mbak Limah bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit-decit. Leher Mbak Limah kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolah-olah aku merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat penisku semakin menegang keras. Mbak Limah mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.

Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Mbak Limah semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia diam saja. Bersandar pada tubuhku, Mbak Limah lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh Mbak Limah seperti terguncang-guncang. Dia membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.
Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat ke dalam kemaluan Mbak Limah. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Mbak Limah mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah. Dia mengerang agak kuat.
Waktu aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam. Kulihat Mbak Limah menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke belakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa tusukan tadi memang membuat kami sampai ke puncak bersama-sama. Memang hebat. Sungguh puas.
Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama. Mbak Limah lah wanita pertama yang mendapatkan air perjakaku. Walaupun dia seorang janda, bagiku dia adalah wanita yang sangat cantik. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana. Mbak Limah memang hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak pernah merasakan kenikmatan persetubuhan, bagiku Mbak Limah betul-betul memberiku surga dunia.

Aku terbaring lemas di sisi Mbak Limah. Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. Dalam hati aku puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Mbak Limah. Kulihat Mbak Limah tertidur di sebelahku. Kejadian yang tidak pernah kuimpikan, terjadi tanpa dapat dielakkan. Mbak Limah juga telentang dengan mata tertutup seperti kelelahan, mungkin lelah setelah dapat menghilangkan keinginan batinnya sejak menjanda 6 tahun yang lalu.
Kami masih berpelukan. Kemudian Mbak Limah terasa seperti mengusap mukaku. Kubuka mataku. Dia tersenyum. Aku tersenyum. Seolah-olah kami tidak merasa aneh berpelukan tanpa sehelai benang pun di tubuh kami. Dia mencium bibirku.
Dia berbisik ketelingaku, “Terima kasih ya Den Mad. Mbak…” Belum sempat dia menghabiskan kata-katanya, aku bertanya,
“Mbak puas…?”. Dia tersenyum dan mengangguk. “Dua kali!”, jawabnya ringkas.
“Den Mad kamu memang hebat, penismu juga besar! Panjang!”, katanya.
Sementara itu ia mengocokkan batang penisku. Suaranya membangkitkan gairahku.
“Mbak suka?”, tanyaku. Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka. Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya.

Tangannya mengocok terus penisku. Penisku tegang lagi. Kami jadi terangsang lagi.
“Mbak mau lagi?”, tanyaku dengan suara manja. Dia tersenyum manis.
Apa yang kuimpikan kini benar-benar menjadi kenyataan. Perlahan-lahan kubuka selimutnya. Kulihat kaki Mbak Limah sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Ufff…, detak jantungku kembali berdegup kencang. Kunikmati kembali tubuh Mbak Limah tanpa perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku.
Kurentangkan kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Mbak Limah. Kedua belahan bibir mungil kemaluannya kubuka. Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti. Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat nafasku. Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Mbak Limah dengan bibir dan lidahku.
Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Mbak Limah. Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya. Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut vaginanya, Mbak Limah mendesis dan mendesah keenakan. Lidah dan bibirku menjilat dan mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat Mbak Limah mengejangkan kakinya.

Aku sangat menikmati bau khas dari liang kemaluan Mbak Limah yang memenuhi relung hidungku. Membuat lidahku bergerak semakin menggila. Kutekan lidahku ke lubang kemaluan Mbak Limah yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa. Mungkin karena lidahku kurang keras. Tetapi, kelunakan lidahku itu membuat Mbak Limah beberapa kali mengerang karena nikmat.

Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Mbak Limah ke posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja.
“Den Mad mau diapakan badan Mbak?”, bisiknya.
Aku rasa dia tak pernah diperlakukan seperti ini oleh suaminya dulu. Aku diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani Mbak Limah sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita serapat itu. Kucium kemaluan Mbak Limah. Bau anyir dan bau air maniku bercampur dengan bau asli vagina Mbak Limah yang merangsang. Bau vagina seorang wanita!

Jelas semua! Bulu kemaluan Mbak Limah yang lembab dan melekat berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. Kumain-mainkan di dalamnya. Kulihat Mbak Limah menggoyang punggungnya. Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya. Pinggang Mbak Limah seperti terhentak.

Perlahan-lahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke lubang vaginanya dengan posisi “doggy-style”. Tusukanku semakin kencang. Nafsu syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkali-kali aku mendorong dan menarik penisku. Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Mbak Limah. Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremas-remas semauku, bebas. Rambutnya acak-acakan.

Lama juga Mbak Limah menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam. Maklumlah ini adalah kedua kalinya. Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang pelan. Kudorong-dorong tubuh Mbak Limah. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya memanjang. Berkali-kali. Seperti orang terengah-engah kecapaian. “Ehh.. ek, Ekh, Ekh.”
Akirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Mbak Limah sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Mbak Limah terlihat pasrah mengikuti hentakanku.

Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. Kuelus-elus buah dadanya. Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali normal. Mbak Limah sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Mbak Limah terlihat lemas lalu tertidur.

Melihat Mbak Limah begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. Kurangkul tubuh Mbak Limah dan aku bermain sekali lagi. Kali ini Mbak Limah menyerah. Dia tidak menolak. Kumainkan kemaluannya sampai puas. Bau di kamar ini adalah bau air mani kami. Bunyi tempat tidur pun berdecit-cit.
“Ahh… aaghh.”
Sesudah itu perlahan-lahan aku berdiri dan memakai kembali pakaianku. Aku keluar dari kamar Mbak Limah menuju ke ruang depan. Sewaktu aku keluar, barulah aku sadar pintu kamar Mbak Limah tidak tertutup rapat.

Rupa-rupanya kakak iparku sudah pulang. Mendadak aku pucat kalau-kalau kejadian tadi disaksikan oleh kakak iparku. Aku keluar sambil mencoba berlagak seperti tidak terjadi apa-apa. Kemudian aku duduk di sofa. Sebentar kemudian kakak iparku datang membawa minuman. Kulihat mukanya biasa saja. Kuyakinkan diriku bahwa kakak iparku tidak tahu apa yang telah terjadi tadi antara aku dengan Mbak Limah.
Aku bertanya, “Abang tidak pulang sama Mbak?”
“Tidak. Dia ke Singapore 4 hari!”, jawabnya. Dia tersenyum.
“Minumlah!”, dia mempersilakanku.

Kemudian dia berjalan menuju ke kamarnya. Aku duduk dan menonton film “Airforce One”.
“Mbak sebentar lagi mau pergi, ambil mobil di sana. Nanti malam tolong kamu tidur di sini ya, sekilan jaga rumah!”, katanya pendek.

Memang bagitulah biasanya. Kalau abangku tidak ada, aku yang jadi sopir kakak iparku untuk membawa Mercedez-nya ke mana-mana. Malam itu aku tidak pulang ke flatku. Tidur di rumah abangku! Memang ada kamar khusus untukku di rumahnya yang cukup besar itu. Tapi yang lebih spesial lagi bagiku adalah tidur dalam pelukan Mbak Limah. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerisex Terbaru 2015

Cerita Sex: Memek Tanteku Sempit | Agen poker Online

Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015 – Cerita Sex: Memek Tanteku Sempit – bermula saat aku masih duduk dikelas 3 smu. Oh ya Namaku Wawan, umurku sekarang 26 tahun. Ada sebuah Cerita Dewasa Seks yang sampai saaat ini masih saja terus kukenang dan selalu kuingat. yaitu sebuah kejadian cerita dewasa yang masih terus kuingat sampai saat ini. Saat sma aQu dititipkan kepada seorang tanteku. Tanteku ini cantik dan tubuhnya mulus aduhai bikin semua pria yang liat pasti pengen segera berhubungan tubuh dengannya. Oke deh langsung aja pada inti cerita kali ini. Yuk kita simak aja gimana sih adegan seks sedarah yang saya lakukan dengan tanteku ini ?Tanteku namanya Yuni, dia ini seorang “Single parent” dengan 3 orang anak; 2 perempuan dan 1 laki-laki. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan mobil. Suaminya ini memang seorang pembalap lokal yang tidak terkenal namanya. Dengan tiga orang anak dan usianya yang sudah 37 tahun, tanteku ini masih saja kelihatan sexy. Tubuhnya terawat, karena dengan kondisi keuangannya yang mapan, tanteku secara teratur senam. Hasilnya, walaupun dengan tiga orang anak, tubuhnya tetap terawat dengan baik. Pantatnya besar dengan pinggul yang juga besar tapi pahanya selain putih dan mulus juga singset tanpa ada tumpukan lemak sedikitpun. Payudaranya lumayan besar, entah kira-kira berapa ukurannya akupun tidak tahu tapi yang jelas masih sekal tidak kendor layaknya seorang Ibu yang sudah melahirkan tiga orang anak.
www.bet2poker.com

Cerita sex – Kejadiannya berawal pada saat yang tidak diduga sama sekali. Saat itu di rumah sedang tidak ada orang hanya ada tanteku yang sedang asyik memasak untuk hidangan makan siang, kebetulan hari itu jadwal mengajar tanteku hanya satu mata kuliah saja. Sepulang sekolah, aku menemukan tanteku didapur sedang asyik memasak. Dengan langkah gontai karena kecapekan, aku langsung menghampiri meja makan.

Baca juga cerita sex terbaru di –> cerisex.net
“Tante Yun, belum siap yah makanannya?” tanyaku kelaparan.
“Belum Wan, sabar yah. Ini lo si Suti (pembantu tanteku) pulang tadi pagi, jadinya ya gini nih repot sendiri” keluh tanteku
Di dahinya terlihat cucuran keringat, belum lagi tangannya yang belepotan dengan berbagai macam bumbu yang sedang diraciknya. Kelihatan sekali kalau tanteku tidak pernah kerja “Sekeras” ini. Walaupun begitu, entah kenapa terlihat sekali wajah tanteku semakin cantik. Saat itu dia hanya menggunakan daster pendek yang sebenarnya tidak ketat tapi karena bentuk pantat dan pinggulnya yang besar, daster itu jadi kelihatan agak ketat dan memetakan garis dari celana dalamnya kalau dia sedang membungkukkan badannya.
“Ah, sexy sekali” pikirku kotor.
“Wawan bantuin ya Tante?” tawarku.
“Boleh Wan, sini!” ternyata tanteku tidak keberatan.
Tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai aku mendekat, entah karena apa tiba-tiba kran air di cucian piring copot dari pangkalnya. Otomatis air yang langsung dari tandon air yang penuh menyembur dengan derasnya mengenai tanteku yang kebetulan ada didepannya.
“Aduh Wan, tolong.., gimana ini?” tanteku dengan paniknya berusaha menutupi saluran air yang menyembur dengan tangannya.
Karena tubuh tanteku tidak terlalu tinggi, untuk mencapai saluran itu dia harus sedikit membungkuk. Terlihat sekali dasternya yang sudah basah kuyup itu sekali lagi memetakan pantatnya yang besar. Garis celana dalamnya kini terlihat lebih jelas.
Dengan tergesa-gesa, tanpa pikir-pikir lagi aku segera mendekat dan membantunya menutup saluran air itu dengan tanganku juga. Tanpa aku sadari ternyata posisi tubuhku saat itu seperti memeluk tubuhnya dari belakang. Bisa di bayangkan, tanpa sengaja juga kontolku mengenai belahan pantatnya yang sekal. Keadaan ini bertahan beberapa lama. Hingga menimbulkan sesuatu yang kotor dipikiranku.

“Aduh Wan gimana ini?” tanya tanteku tanpa bisa bergerak.
“Duh gimana ya Tante, aku juga bingung.” kataku mengulur waktu.
Saat itu, karena gesekan-gesekan yang berlebihan di kontolku, aku jadi tidak bisa menahan gairah untuk merasakan tubuhnya. Pelan-pelan aku melepas satu tanganku dari saluran air itu, pura-pura meraba-raba disekitar cucian piring, mencari sesuatu untuk menutup saluran air itu sementara. Tanpa sepengetahuannya aku justru melepas celanaku berikut juga celana dalamku. Memang agak susah tapi akhirnya aku berhasil dan dengan tetap pada posisi semula kini bagian bawahku sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

“Wah, nggak ada yang bisa buat nutup Tante. Sebentar Wawan carikan dulu yah”
Kini niatku sudah tidak bisa ditahan lagi, pelan-pelan aku melepas peganganku di saluran air.
“Pegang dulu Tante” kataku sedikit terengah menahan gairah.
“Yah, gih sana cepetan, Tante sudah pegal nih” sungut tanteku.
Kemudian tanpa pikir panjang, secepat kilat aku menyingkap dasternya, kemudian secepat kilat juga berusaha untuk melorotkan celana dalamnya yang entah warnanya apa, karena sudah basah kuyup oleh air, warna aslinya jadi tersamar.
“Ehh.. apa-apan ini Wan, jangan gitu dong!?” tanpa sadar tanteku melepas pegangannya disaluran air untuk menahan tanganku yang masih berusaha melepaskan celana dalamnya.
Air menyembur lagi.

“Auhh.. ohh” suara tanteku jadi tidak jelas karena mulutnya kemasukan air.
Tanpa sadar juga tanteku berusaha untuk menutup saluran air dengan tangannya lagi, otomatis tanganku sudah tidak ada yang menahan lagi.

“Kesempatan” pikirku, dengan satu sentakan celana dalam tanteku melorot sampai diujung kakinya.
“Auwch.. duh Wan jangan, aku ini tantemu, jangann..” Mohon tanteku.
Kepalang tanggung, aku langsung jongkok. Aku lalu menyibak pantatnya yang besar dan mencari liang senggamanya. Kudekatkan kepalaku, kujulurkan lidahku untuk mencapai vaginanya.
“Auwchh.. Wan.. ahh..” jilatan pertamaku ternyata membuatnya bergetar tanpa bisa beranjak dari tempat semula, kalau bergerak air pasti akan menyembur lagi.
Lidahku semakin leluasa merasakan aroma dari vaginanya, semakin kedalam membuat tanteku bergetar hebat. Entah kenapa sudah tidak ada lagi bahasa tubuhnya yang menunjukkan penolakan, yang ada kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak keruan. Kecari klitorisnya, memang agak sulit, setelah dapat kuhisap habis, dua jariku juga ikut menusuk liang vaginanya. Tidak terkira jumlah lendir yang keluar, tak lama kemudian, terasa pantatnya bergetar hebat.
“Ahh..hh Wann.. ahh aouhh..” dengan erangan keras, rupanya tanteku sudah mencapai orgasme. Tubuhnya langsung lunglai tapi tanpa melepas pengangannya dari saluran air.
“Aduh aku belum apa-apa” pikirku.

Langsung aku berdiri, kusiapkan senjataku yang sudah mengacung dengan keras. Dengan dua tanganku aku coba menyibakkan kedua belahan pantatnya sambil kudekatkan kontolku kevaginanya. Kudorongkan sedikit demi sedikit. Begitu sudah betul-betul tepat dimulut liang kenikmatannya, tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan dengan kasar.
“Ahh sakit Wan.. pelan.. auh” kepala tanteku langsung melonjak keatas, tanpa sengaja pegangannya di saluran air terlepas. Air menyembur dengan deras. Kepalang basah, begitu mungkin pikir tanteku karena selanjutnya dia hanya berpegangan dipinggiran cucian piring. Sudah tidak ada penolakan pikirku.

Kudiamkan sebentar kontolku yang sudah masuk hingga pangkalnya didalam vagina tanteku, ku nikmati benar-benar bagaimana ternyata vagina yang sudah mengeluarkan tiga orang manusia ini masih saja nikmat menggigit. Sensasi yang sangat luar biasa sekali. Pelan-pelan kutarik, kemudian kudorong lagi.
“Oohh.. Wan enak, terus sayang..yang cepat aouhh.. ahh.. terus sayang” pantatnya bergoyang melawan arah dari kocokanku.
“Nah gitu Wan, ouhh.. ya gitu teruuss..” Pinta tanteku.
Aku terus mengocokkan kontolku dengan cepat. Sebentar kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.
“Yang cepat Wan, Tante sudah mau keluar lagi.. ouhh.. terus” kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak karuan.
“Cepatt.. cepatt truss.. ouchh.. Tante kelluaarr.. aghh” Orgasmenya telah sampai dibarengi dengan kepalanya yang melonjak naik, tangannya mencengkeram pinggiran cucian piring dengan erat.
“Cabut dulu Wan.. Tante linuu..” pinta tanteku, karena merasakan aku yang masih mengocoknya dari belakang.
“Akan wawan cabut, tapi janji nanti diteruskan ya Tante?” kataku.
“Iya, tapi sekarang dari depan aja yah” janji tanteku.

Tubuhnya kemudian berbalik. Wajahnya sudah awut-awutan dan basah kuyup. Kemudian dia duduk diatas cucian piring sambil menghadapku. Aku mendekat, langsung kucari bibirnya dan kemudian kami berpagutan lama. Sambil kami berciuman, satu tangannya membimbing kontolku kearah liang vaginanya. Tanpa disuruh dua kali kudorongkan pantatku dibarengi dengan masuknya juga kontolku.
“Ahh.. oohh..” erang tanteku, ciuman kami terlepas.
“Kocokkan yang cepatt wann..” pinta tanteku sambil pahanya semakin dilebarkan.
“Begini Tante..” Kataku sambil mengocokkan kontolku dengan cepat.
“Gila kamu Wann.. kuaatt sekalii kamuu..” sambil satu tangannya menarik satu tanganku, kemudian ditaruhnya di bagian atas vaginanya. Aku tahu mau maksudnya.
“Yahh yang ituu.. teruss Wann.. ohh enakk.. Wan teeruss..” rintih tanteku ketika sambil kontolku mengocok vaginanya tanganku juga memelintir klitorisnya.
“Ohh Wan, Tante hampir sampai..” tubuhnya mulai bergetar agak keras.
“Aku juga hampir sampai Tante.. ohh punya Tante eenakk..” aku mulai tidak bisa mengendalikan lagi, orgasmeku tinggal sebentar lagi.

“Dikeluarin dimana Tante?” tanyaku minta ijin.
“Udah nggak usah mikirin itu, ayoo teruss.. didalemm jugaa nggakk Papa”
“Ayoo..Tante udah diujung nihh wann..”
“Ouhh.. enakk.. cepatt Wann.. yangg cepatt” rintih tanteku.
“Goyang Tante, kita barengan ajaa.. oghh” orgasmeku sudah diujung.
Semakin kupercepat kocokanku, tanteku juga mengimbangi dengan menggoyang pantatnya. Sambil berpegangan pada belakang pantatnya, kukeluarkan air maniku.
“Aku keluarr tantee.. aughh..” sambil kubenamkan dalam-dalam.
“Tante juga Wann.. oughh akhh.. gilaa.. uenakknya..” erangnya sambil jemarinya mencengkeram bahuku.

Akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dulu kontolku yang masih ada didalam vaginanya. Kulirik ada sedikit lelehan air mani yang keluar dari vaginanya. Seperti tersadar dari dosa, tanteku mendorong badanku.
“Kamu nakal Wan, berani sekali kamu berbuat ini” sungut tanteku.
“Tapi Tante juga menikmatinya kan?” belaku.
Tanpa berkata apa-apa, dia kemudian turun, meraih celana dalamnya kemudian berlalu kekamar mandi. Aku berusaha mengejarnya tapi dia sudah lebih dulu masuk kamar mandi kemudian menguncinya.
“Tante air di tandon tadi sudah habis loh” candaku dari luar kamar mandi tapi tidak ada balasan dari dalam.

Bagaimana ceritanya..? nah itulah sedikitnya cerita yang bisa saya share disini. semoga dapat menghibur semuanya dan Eiittt.. Hati2.. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

Cerita Sex: Lia Pramugari Binal | Agen Poker online

Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum Terbaru – Cerita Sex: Lia Pramugari Binal – Aku lahir dari keluarga yang kaya, di Singapura. Usaha ayahku di bidang eksport/import makanan beku mengharuskanku untuk sering keluar negeri bertemu dengan klien.Suatu hari, aku harus terbang ke LA. Dan perjalanan selama 15 jam dari Singapura direct ke LA sangatlah panjang dan membosankan. Aku sudah menonton tiga film, makan dua kali dan masih ada sisa 7 jam perjalanan.
Karena aku duduk di bussiness class di upper deck, aku bisa leluasa turun ke lower deck. Karena dua-duanya adalah zone Bussiness Class. Sekitar 5 menit, aku melihat pemandangan awan dari jendela kecil.
www.bet2poker.com

” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku. ” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya.
Yuliana Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan. ” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku. ” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi. ” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Joe… ” ” Oh… saya Lia… Bapak eh… kamu mau ke LA ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.
Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.

” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… “
Lia tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng. ” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… “
Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita. ” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.
” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Joe… aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku liat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.

Lia tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Lia memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.
Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. ” Lia… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Lia membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Lia mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.

Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Lia mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Lia mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kontolku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Lia ke westafel dan kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati memeknya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

Kumasukan dua jari tanganku ke dalam memeknya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati memeknya. ” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok memeknya. Semenit kemudian, Lia benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kontolku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Lia melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kontolku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.

Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Lia tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh… gitu Joe… gigit seperti itu… I feel sexy… ” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Lia makin terangsang. kontolku terus memompa memeknya dengan cepat, dan kurasakan memeknya semakin menyempit… ” gila… memek lo kok menyempit gini, sih Lia… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang. Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur memeknya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kontolku keluar masuk memeknya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Lia merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.
” Ah joe… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Lia orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kontolku dari memeknya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Lia tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kontolku ke memeknya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.

Aku mulai memompa memeknya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k me real hard… please… “
Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kontolku makin cepat menusuk2 memeknya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Lia naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kontolku semakin tegang dan terus menghantam memeknya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kontolku terasa makin becek oleh cairan memeknya.

“Lia… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kontolmu… tahan!!!!” Lia langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kontolku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Lia menyedot kontolku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kontolku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kontolku dengan gerakan makin pelan.
Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Lia berlutut dan menjilati seluruh kontolku dengan rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!

Setelah Lia menjilat bersih kontolku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.

Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.
” Baiklah, Pak Joe… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Lia sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari. Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum Terbaru

Cerita Sex: Kocokan Nikmat 2 Pramugari | Agen Poker Online

Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum Terbaru – Cerita Sex: Kocokan Nikmat 2 Pramugari – Namaku Fer, gue tinggal di pulau seribu pura… biasa dibilang Bali, memang aku bukan asli orang Bali, cuma karena pekerjaan yang menempatkan gue disana. tinggi badanku 179cm dengan berat 78kg umurku saat ini hampir 27th, aku memiliki kisah menarik 3th yang lalu.Pada suatu siang tanggal 12 Sep 2004, HP ku berdering, gue liat nomernya koq bagus, tp gue gak kenal siapa ini, tp gue angkat juga kupikir ini nomer orang miliki orang gede, alangkah terkejutnya aku ketika kuangkat terdengar suara wanita yang serak-serak basah menyapa ku “halo ini Fer?” gue diam sesaat memory otak ku berpikir, siapa gerangan pemilik suara ini, rasanya aku pernah denger dan gak asing, tp gue lupa siapa, lalu ku jawab, “halo, iya betul ini Fer, ini siapa ya?” sambil aku berpikir..
www.bet2poker.com

“hei.. lupa ya ama gue, ini gue Tina”, langsung gue teringat, aku kenal baik cewek ini, dia gak temanku waktu kuliah. dulu waktu kuliah dia cukup jadi primadona di kls. umurnya di bawahku 1 tahun dan memiliki tinggin 164 cm, dengan berat 42kg, dengan ukuran BH 34B, yah gue kenal baik ini ce, tapi udah lama lost kontek, sewaktu aku pindah dari Jakarta.
“Hai Tina, lo sekarang dimana?”kataku,
“aku ada di Manado nih” jawabnya.
“ohh jauh banget ya.. ngapain disana?” balasku,
“ini lagi boarding mau ke Makassar?” jawabnya
“wah emang lo tinggal dimana sekarang, enak bener ya jalan2 mulu, emang kerja apaan sekarang?”, gue menyelidik,
“eh Fer, entar malem gue mau ke Bali, bisakan ketemu, udah lama nih gak ketemu?”jawabnya.
Otakku berpikir, emang ini orang kerja apa, katanya mau ke Makassar, tapi bilang mau ke Bali, “Tin katanya mau ke Makassar, tp malam mau ke Bali, emang gawe apa lo sekarang?” tanyaku mengulang pertanyaan ku tadi.. “hehehe , fer aku kerja jd pramugari?” tina berkata sambil tertawa..
gue :”oh… pantesan, emang u stay di Bali malam ini”
tina :”iya, bisa ya jemput aku di hotel”
gue :”pasti jawabku mantap, eh tp jam berapa?”
tina :”kalo gak delay jam 9an”
gue :”buset… ok deh, ntar kl dah sampe bali telp gue aja”
ya.. keluar dulu dah ke langgananku ku.. lamayan buang waktu dari pada diam seharian dikantor. setelah ngobrol ngarol ngidul, gue lirik HP ku, wah udah jam 4 neh, gue pamit pulang, lumayan dapet orderan walau cuma iseng doang. sambil nyetir mobilku tiba-tiba HP ku berbunyi… kupikir Tina telp, eh taunya pacarku yang telp, minta dijemput di kantornya, yah akhirnya kuputar mobilku menuju kantor cewe ku. kujemput ce ku dan kuantar pulang waktu itu baru jam 5an lebih dikit. setelah sampai eh ada aja halangan, ce minta ditemenin, karena ortunya belum balik dari kantor. dengan berbagai macam alasan, akhirnya gue cabut dari rumahnya…
sampe dikantor langsung gue absen keluar (suatu keharusan di perusahaanku) padahal jabatanku cukup tinggi di kantor cabang di Bali.
setelah mandi kutunggu jamnya sambil tidur2an, rasanya lamaaaaa sekaliii.
akhirnya jam 9.45 HP ku berbunyi… ini dia.. tepat sekali Tina telp mengatakan sudah sampe.
langsung kutancap gas mobil ku sedalam-dalamnya, akhirnya tiba juga di hotel nya. lalu ku telp tina, dia bilang masih owt kehotel…. weleh lama amat udah gak sabaran. 10 menitan aku tunggu akhirnya sebuah mobil tiba. kutunggu di lobi sembari dia mandi.
tak lama akhirnya muncul gadis dari arah lift dengan kaos ketat agak pendek sehingga terlihat sedikit perutnya yang putih mulus berwarna biru laut dengan setelan celana pendek jeans yang seksi memperlihatkan kakinya yang putih mulus… buat ngiler aja hehehehe
“maaf ya… nunggu lama?” tina berkata mengejutkan diriku yang terkagum-kagum melihat kedatangan Tina… abis waktu itu Tina tampak sedikit lebih berisi dari waktu kuliah… makin cantik aja nih orang.
“hallo fer pakabar… kaget ya liat gue, makin cantik kan gue?” Tina sambil mengulurkan tangan menjabat tanganku.
gue masih terpukau melihat kecantikan Tina… hehehehe… di Bali jarang nemuin ce cantik dengan fase chinese… emang sih Tina keturunan Chinesse..
“Halo… wah lo makin cantik aja” sambil ku ulurkan tanganku.
tak disangka waktu berjabatan tangan Tina langsung memelukku dan memberikan ciuman di pipi kanan dan kiriku… otongku langsung konak deh…
setelah Pelukan sebentar Tina melepaskan pelukanku dan berkata “fer mau kemana nih, ..eh tp kita makan dulu ya laper nih”
“boleh… lo mau makan apa.. berat apa yang ringan?”
“gue mau makan udang nih” jawabnya
“emmm dimana ya malem2 gini, oke deh kita jalan dulu aja…. nanti lo tinggal pilih aja, oke” gue berkata sambil merangkul Tina sambil mengajak melangkah menuju mobilku.
“..eeh tunggu.. tunggu…” Tina menjawab agak terkejut.
” kenapa.. mau makan jam berapa neh, udah malem, ntar keburu tutup?”
“…eemmm fer.. bolehkan gue ajak temenku…”, belum kujawab muncul lah temennya, lemes langsung kaki ini, yah koq ngajak temen.. gue bicara dalam hati.
“ini kenalin temenku” tina berkata sambil melepaskan rangkulan tanganku dan berbalik sambil menujukan temannya yang baru muncul dari arah lift.
kami berjabat tangan, “Gue Eva temen kerja nya Tina” Eva berkata dengan senyum yg manis.
“….eemm gue Fer temen tina waktu kuliah” jawabku mantap sabil mataku melirik toketnya, yang sedikit terbuka, malam itu Eva menggunakan kaos putih dengan kerah berbentuk v yang memperlihatkan belahan dadanya dan dibalut celana jeans ketat, wah terlihat pinggunya cukup besar dan agak nungging ke belakang, dengan fase nya mirip orang indo dan eva lebih tinggi dan lebih berisi dari si Tina..
setelah makan, kita naik mobil pelan pelan sambil ngobrol, “eh tina, mau kemana lagi nih?” gue memotong pembicaraan antara Tina dan Eva, yang waktu itu menunjukan pukul 11 lebih..
“terserah deh” jawabnya. “mau kemana udah malem gini…. karoke yuk” gue jawab sekenanya.. jawaban tak kuduga… “mau-mau” jawab si eva 30 menitan setelah kita nyanyi di room, gue keluar beli inex. “apa tuh fer” tina bertanya waktu aku memasukan inex kemulutku.. “inex… obat nahan ngantuk” jawabku sekenanya..
“mau donk”jawab si eva.. ok aku belikan inex 2 butir, tapi mereka hanya makan 1/2 butir saja. ya ku simpan di sakuku… (akhirnya gue telen juga tuh inek) gak lama setelah itu… kita bertiga on bareng. dengan merangkulkan tangan kiri ku ke bahu Tina, dan tangan kanan kurangkulkan ke bahu eva. mereka asik mengeleng-gelengkan kepala udah kaya heli aja…. kuturunkan tangan kiriku merangkul punggung si tina, kusentuh toket kiri dari luar… kutunggu sejenak.. wah ini org diem aja, perlahan kuremas toketnya… tina langsung memandang mataku.. ku pikir dia marah, eh ternyata tina langsung mencium bibirku dengan ganasnya, tanpa malu padahal di samping kananku ada eva.. permainan lidahnya dimulai kubalas dengan gigitan lembut sewaktu lidahnya masuk dalam mulutku.
karena ganasnya serangan lidah dari tina, tangan kananku yang dari tadi merangkul di eva, kulepaskan, langsung ku peluk tina. posisi tina disampingku membuat tangan kiriku tergencet tubuhnya. tanpa habis akal ku angkat tubuh tina ke pangkuanku dan tubuh kita langsung berhadapan…. ciuman pun berlangsung lama… gue gak sadar lagi kalau di eva masih disampingku.. ku ciumi leher tina dengan ganasnya…
gue dan tina sedang asik2nya bercumbu, tiba-tiba lampu dinyalakan… rupanya si eva kesal karena kita anggap kerupuk… garing bgt.. hehehe.. kita berdua sadar dan melepaskan cuiman kita, dan tina memperbaiki duduknya yang selama lampu tadi kita padamkan.
“pulang yuk.. BT nih!!” eva ngomel karena dari tadi dia kita cuekin.. karena Tina juga baru kenal dengan eva (pas penerbangan ini mereka baru kenal rupanya).. bah…kont*lku udah ngaceng berat orang ini minta pulang… sebel bgt rasanya… karena gak enak, tina akhirnya mengajak pulang.
sesampainya di depan kamar hotel tina membisiki ku “udah malem ini fer nginep aja di kamar kita” (tina dan eva satu kamar) gue jawab “emang enak, ada di eva… ” ; “lo gak liat muka eva, dia jg nafsu kali”… mendengar itu adekku dibawah yang tadinya ciut langsung tegang… semangat 45 ….
eva langsung menjatuhkan badannya di kasur… aku masuk kamarnya, dan tina menutup pintu dan langsung mematikan lampu… kita melanjutkan pertarungan yang terhenti… (double bed)… kita berdua langsung masuk dalam selimut, nafsuku udah ampe ubun2 langsung kuciumi lehernya dan dengan cepat ku kulepas kaos dan BH tina, gak keliatan gelap banget, yang penting kita berdua telanjang dulu, ku buka kaosku dan celana jeansku sampai bugil, gue tendang keluar kaos dan celanaku, tina pun dengan cepet membuka celana pendeknya nya, udah gak nahan kali ampe buru-buru bugil, nafsu gue sampe ubun-ubun udah gak tertahankan, ku arahkan mulutku di toketnya, ku jilatan dan hisapanku membuat tina seperti kuda liar, mendesah desah…. oh..aaahhh….ahhhh.. tangan kananku menopang tubuhku biar tina tidak terlalu berat, sedangkan tangan kiriku memilik2 toketnya.. 10 menit ku kerjai toketnya kiri dan kanan kucupang berkali-kali toketnya hingga berwarna merah.. jilatanku trus menuruni perut dan akhirnya kutemukan gundukan bukit bulu yang halus, lidahku trus menyusuri liang vaginanya, akan tetapi…. tina menarik tanganku, “jangan.. sayang… aku jijik” dengan nafas tersenggal-sengal… kunaikan tubuhku menindih tubuhnya, mulutku mulai mencium leher nya yang putih dan kembali kita berpangutan penuh nafsu, tangannya mulai bergerak menuju terpedoku, dipegangnya lembut… “sayang koq gede banget ya….”tina berkata ditelingaku sambil mendesah… “tin boleh kan gue masukin..” tanyaku. tina hanya menganggukan kepalanya dengan raut muka yang buat gue nafsu banget, kont*lku kuarahkan ke vaginanya, tina pun membantu menuntun kont*lku menuju miliknya…
“dorong sayang….” tina berkata sambil mendesah. kudorong kont*lku memasuki mem*knya… 1 cm.. 2 cm….. “aouww.. sakit… pppeelan-pelan sayang”.
“sakit ya… emang u masih perawan?” tanyaku… tina menggelengkan kepalanya.
“koq masih sakit padahal baru dikit”…”dulu gue pernah ngelakuin ini 1 kali ama mantan co ku, trus setelah itu dia menghilang” matanya berkaca-kaca…
“fer udah masukin aja gue nafsu banget” Tina berkata sambil membimbing kont*lku
ku pegang kont*lku dengan tangan kanan sambil membimbing kont*lku menuju mem*knya,… 1cm… 2 cm….ku lihat tina menggigit bibir bawahnya menahan sakit…
“sakit ya tin” bisiksu di telinganya
“udah gak apa trusin aja… gue gpp”…
karena nafsuku udah di ubun-ubun ku dorong paksa pinggulku perlahan tapi pasti…2cm.. 3cm…4cm…5cm…. kepala kont*lku sudah masuk semua, lalu ku dorong sekuat tenaga…. bleeess… “aaaaaccchhhh……” tina menjerit histeris..
“aduh…. sakit… sakit…” ku kecup bibirnya… agar teriakan Tina tidak membangunkan si Eva
kudiamkan kont*lku didalam liang vaginanya beberapa saat… terasa mem*knya memeras-meras kont*lku, rasanya seret… hangat dan nikmat banget…
setelah kudiamkan sekitar 2 menitan, ku coba menarik kont*lku.. “aaahhh.. tunggu sayang, masih sakit” Tina mendesah..
kudiamkan kont*lku didalam mem*knya sambil kita melakukan frech kiss yang dasyat…
pelan-pelan ku tarik kont*lku…lalu secepatnya ku masukan lagi… berkali-kali kulakukan… cairan cinta Tina mulai keluar dan Tina muali merasa enak. Tina hanya mendesah desah… ahhh…ahh..ahh..ah..oh…ohh… pinggul Tina mulai mengikuti irama genjotanku dan nafasku mulai membara… sama seperti Tina yang tak mau kalah mengoyangkan pantatnya mengimbangi tusukan kont*lku pada mem*knya, setelah 10 menitan aku menggenjot mem*knya… tiba-tiba kakinya disilangkan pada pinggulku, sehingga posisi kont*l gue memasuki mem*knya lebih dalam… tina pun mengerang… ah…ahh…aaahhhh……aahhhh….. aaaaaaaaahhhhh… gue tau Tina pasti mau keluar, genjotan kont*lku di liang vaginanya ku percepat dan kutusuk mem*knya dalam dalam sehingga terasa mentok dalam bibir rahimnya.. Tina hanya bisa mendesah … aaah..ahhh…aaahhh..aahhh…aaaahhh…. tak lama gue rasakan mem*knya berdenyut-denyut dan…. aaaahhhh…..aaaaahhhh….aaaaaaaaaaaahhhhhhhh… rupanya Tina telah orgasme untuk yang pertama kalinya… begitu dasyatnya…. membuat tubuh Tina bergetar tak lama kemudian kont*lku terasa hangat tersiram cairan miliknya. ku diamkan kont*lku didalam mem*knya… setelah itu tina melemas dan melepaskan lilitan kakinya dan tangannya, “sayang…. enak banget, gue belum pernah seperti ini, fer lu emang luar biasa…..makasih ya” Tina berkata sambil mengatur nafasnya, kemudiang Tina mencium bibirku, padahal waktu itu gue belum ngerasa apa-apa, mungkin pengaruh dari inex tadi…
kulanjutkan genjotanku, mem*knya licin sekali membuat bunyi yang menambah nafsuku..
30 menit sudah berlangsung setelah tina orgasme yang pertama… pinggulku cape sekali tp gue belum merasakan tanda-tanda mau keluar.. entah sudah 3 atau 4 kali lagi tina ber orgasme dalam 30 itu…
pada saat tina menunjukan dia mau orgasme kali tiba-tiba selimut di tarik oleh eva, dan lampu kamar dinyalakan..
“lo ini, ganggu orang tidur” suara eva mengagetkan kami. akan tetapi waktu itu tina ingin mengalami orgasme yang enah keberapa kali kakinya dililitkan ke tubuhku dan tangannya memeluk tubuhku sehingga, tubuh kami bersatu dengan kuat, tina mendesah aaaahhh…aahhh….aaahhhaaa…aaaaaahhhhhh…. tanpa mempedulikan lampu yang menyala dengan terang dan selimut telah di buka oleh eva….
gue merasa malu banget, tp mau dimana kaki dan tangan tina memeluk erat tubuhku.
setelah Tina mengalami orgasme… akhirnya tina melapaskan pelukannya…. dan tubuhku berguling kesamping kemudian tina berdiri dengan tubuh telanjang tanpa malu dan ngeloyaor ke kamar mandi sambil berkata “eva lo mau nyobain, tuh kont*l fer masih berdiri…” sambil matanya menatap mataku.. kilirik eva.. rupanya eva sedang terkagum-kagum melihat kont*lku masih berdiri.
“fer, lo mandi dulu gih… badanmu berkeringat dan itu dicuci juga ya.. emoh aku bekasan tina” si eva berkata sambil telunjukan telunjuknya menunjuk kont*lku, Tak ku pedulikan omongan eva, gue langsung masuk kekamar mandi yang disana sdh ada si Tina lagi mandi.
kont*lku trus berdiri padahal air mandinya dingin banget….
tina nyeletuk “wah hari ini lo hoki bangeet bisa nidurin 2 pramugari dalam semalam…. hahahah” sambil menyabuni kont*lku… dikamar mandi kita mandi berdua… kami menyabuni satu dengan yang lain.
“Wah… Fer lo gak bener deh…. liat toket gue pada merah-merah lo cupang, awas ya.. nanti pasti aku bales” Tina berkata sambil menyabuni tetek nya.
gue cuma tersenyum dan meninggalkan tina dikamar mandi sambil mengeringkan badanku dengan handuk hotel.
kulihat Eva sedang tiduran di kasur.
“..buset… itu meriam apaan gak loyo-loyo… padahal udah dimandiin”
“hehehehe… ini bukan meriam, ini rudal skud” gue menjawab sambil menunjuk kan telunjukku ke arah kont*lku yang masih berdiri walaupun terlilit handuk.
kudekati Eva, yang sedang terbaring di kasur…. waktu gue mau cium bibirnya, eva memalingkan wajahnya, menghindari ciumanku…
“ini makan permen dulu, biar mulutnya wangi” Eva berkata sambil memberikan aku permen rasa mint.
ku ambil sebatang rokok marlboro kuselipkan di bibirku sambil duduk di pinggir kasur Eva. setelah duduk ku nyalakan rokokku dan ku hisap dalam2 rokok ini, wah nikmat banget… tak lama tina keluar dari kamar mandi dengan mengunakan handuk menutupi toketnya, kemudian dia membuka kopernya dan memaik baju tidur didepan kami.
“eh gue bobo dulu ya… nanti lo jangan berisik…” Tina berkata sambil membereskan tempat tidurnya yang berantakan sehabis pertempuran kita.
gue nikmati rokok ku dan ngobrol dengan eva sembari mnghabisi rokok… tangan Eva mulai mengelus pahaku dan menyibakan handuk yang ku pakai, maka nampaklah kont*lku yang masih berdiri, walaupun tidak maksimal.
Eva mulai melakukan pijitan-pijitan lembut di kont*lku… kemudian aku geser dudukanku membuka handuk, sehingga gue bugil gue nikmati rokok ku dan ngobrol dengan eva sembari mnghabisi rokok…
tangan Eva mulai mengelus pahaku dan menyibakan handuk yang ku pakai, maka nampaklah kont*lku yang masih berdiri, walaupun tidak maksimal.
Eva mulai melakukan pijitan-pijitan lembut di kont*lku… kemudian aku geser dudukanku membuka handuk, sehingga gue bugil
kumatikan rokok yang sedang kuhisap, rupanya eva sudah mengerti, eva menggerser melepaskan pijatan pada kont*lku dan menggeser posisi tidurnya memberi ruang untuk aku menindih tubuhku. Eva masih berpakaian lengkap. mulai ku cium pipi kirinya dan ciuman ku bergeser ke arah bibirnya sedangkan tangan kiriku mulai memeluk tubuh eva.
gue cium bibir eva yang sudah menanti bibirku. langsung kuserang dengan uluran lidah kedalam mulut eva. eva pun tak kalah ganasnya beradu lidah dan gigitan lembut eva semakin membuatku bernafsu… hanya terdengar nafasnya yang kian memburu.
5 menit sudah kita beradu lidah.. tangan kananku menopang tubuhku dan tangan kiriku mulai bergerak menuju toket indah milik eva.. gue elus lembut koket kanan eva… rupanya eva udah gak sabaran, dia mendorong tubuhku terlepaslah ciuman kita. dengan cepet eva membuka kaosnya, gue pun membantu dia membuka kaos dan BH nya yang berwarna krem.. nampaklah toket eva yang menantang… membuat nafsuku kiat meningkat.. lalu langsung ku emut toket eva yang ber ukuran 34 c itu, pentilnya masih kecil banget dan berwarna merah mudah sama seperti warna bibirnya…
kuhisap dan ku jilati pentil toket eva dengan ganasnya… eva hanya mengerang keeanakan…
“..uuuuhh….uuuhhhhh….aaaaahhhh….aaaahhhh…a aahhhh…”
“say gigit donk…..” eva berkata dengan suara yang penuh nafsu..
tanpa aba-aba ke 2 langsung ku gigit-gigit toket kanannya…. sedangkan tangan kananku mulai berusaha membuka celana jeans eva, eva membantu membuka celana miliknya. dan eva mengangkat pantatnya untuk memudahkan tanganku untuk melepas celana panjangnya. karena kesulitan.. kulepas dulu kuluman mulutku pada toketnya dan melepas celananya sekaligus menarik lepas celana dalamnya yang berwarna krem…
terlihatlah gundukan diselangkangannya ditumbuhi bulu-bulu tipis yang tersusun rapi… wah eva ini memperhatikan juga bagian sensitifnya, pikirku.
setelah eva telah telanjang tanpa sehelai benang ditubuhnya ku pandangi sejenak tubuh eva yang membuat andrenalinku meningkat….
Eva pun langsung menutupi daerah sensitifnya dengan tangan sambil berkata “..apaan sih koq liatnya kayak gitu, buat gue takut….”
aku hanya tersenyum dan mulai mencium bibir eva dengan lembut. eva pun membalas ciumanku dan tangan kirinya memeluk tubuhku dan meremas kepalaku, sedang tangan kanannya turun menyusuri tubuhku menuju terpedoku…. dan eva mulai mengocok-ngocok kont*lku dengan lembut… gue pun tak mau kalah ciumanku mulai turun ke dagunya…. lehernya…. sampailah di toketnya, langsung ku terkam toketnya yang menantang… gigitan lembut membuat tubuh Eva bergetar… sedangkan tangan kiriku mulai bergerilya di toket kanannya… ku pilin-pilin dengan lembut puting susunya….
“….uuuuhhhh…..aaaahhhh…..aaaaa….aaaaahhh.. ..uuuhh……aaaaaahhh….. “desahan Eva mulai tak ber aturan
nafasku pun sudah naik turun….
“… feeerrr… gue udah gak tahan… lo masukin aja deh…”
langan kiriku kuturunkan menuju vaginanya… ouw.. mem*knya sudah basah sekali… ku belai lembut bulu-bulu halusnya… dan ku gosok pelan-pelan bibir vaginanya yang sudah basah… jari tengahku mulai ku masukan sedikit-sedikit dengan trus ku gesek-gesekan di bibir vaginanya…
“….aaa….aaaaahhh….aaa…..uuuhhhh…..aaaahh ….aaaaaaaa…….”erangan eva semakin menjadi-jadi
“feeeerrrr…. masukin donk…. pleaseeee….. ” pintanya sambil memelas.
aku hanya tersenyum bergeser turun sambil mulai berjongkok berhadapan dengan tubuh eva.
kuatur posisiku dengan tangan kanan menahan tubuhku dan tangan kiri memegang kont*lku sembari mengarahkan ke mem*knya, tangan kanan eva memegang kont*lku dan membantu menepatkan posisi kont*lku pas dengan liang vaginanya… setelah pas kepala kont*lku pas dengan vaginanya kudorong pantatku perlahan…
“say.. pelan-pelan ya….. sakit” kata eva
“iya… tenang aja….”
perlahan lahan kont*lku mulai membelah vaginanya….
“……sssttttt….” eva menahan nafasnya
“ouwww…. pelan pelan say..” ujarnya lagi
“iya..” jawab ku sambil mataku melihat kepala kont*lku mulai memasuki mem*k eva.
sediki demi sedikit kepala kont*lku masuk sedalam mem*k eva… karena vagina eva yang masih sempit walaupun sudah tidak perawan lagi, terlihat bibir vaginanya tertekan masuk karena kepala kont*lku memang cukup besar dengan diameter 4 cm.
“…..aaaaddduuhh.. sakit…” eva mengerang. padahal kepala kont*lku hampir masuk semua..
kutarik kont*lku keluar dulu… gue gosok-gosokan kont*lku di bibir vaginanya…. eva hanya bisa mendesah-desah “…aaaa…..aaa…..aahhhh..aaahhh…” ku coba kembali memasukan kont*lku… tangan eva pun berusaha membantu…
“va tahan dikit ya….” kataku
“iya tapi sakit sayang… lo pelan-pelan yaaa..” jawabnya
ku pegang kont*lu dengan tangan kanan dan kuarahkan kont*lku dipaginanya.
eva membuka kakinyalebar-lebar.. sehingga vaginanya terbuka sedikit.
setelah kont*lku tepat didepan vaginanya, kudorong kont*lku perlahan.
eva hanya bisa mendesis menahan sakit sambil menggigit bibir bawahnya.
1cm… 2cm… 3… 4cm… akhirnya kepala kont*lku masuk semua…
ku tahan posisiku dulu, biar mem*k eva melakukan penetrasi terhadap kont*lku…
kilirik muka eva… terlihat eva meringis kesakitan… kemudian eva memberikan senyuman walau terlihat kesakitan.
lalu ku cim bibirnya sambil tangan kanan ku menopang tubuhku, agar kont*lku tidak terdorong masuk selama beberapa saat..
setelah eva sidikit menikmati ciumanku, mulai kudorong kont*lku perlahan… setengah batang kont*lku sudah memasuki vaginanya… dan “blleeeeeess….”
akhirnya kont*lku tertelan masuk dalam mem*knya…
eva langsung memeluk erat tubuhku menahan sakit…”….aaa…..aaaaa….sssstttt…..aaaahh. .”
kudiamkan sejenak kont*lku agar eva merasa enakan..
“fer goyang donk… pelan-pelan yaaa…. masih sedikit nyeri”
kutarik perlahan dan kugoyang kan pinggangku… setelah 2 menitan.. mulai kugoyang agak cepat.
“masih sakit say…”tanyaku
“enggak… enak koq…” jawabnya
ku percepet genjotanku pada mem*knya.. 5 menit sudah kita berpacu, goyangan demi goyangan berlalu… mulai eva menunjukan gejala orgasme, pinggangnya mulai cepat mengikuti irama goyanganku.
“fer.. gue mau keluar nih… , cepet fer..”
tak lama kemudian eva mengerang “….aaaa….aaaahhh…aaaahhh…….aaaaaaa…..a aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh…..” sambil tangannya memeluk tubuhku erat.
“sayang…. enak banget… ” sambil mengecup bibirku,setelah itu tubuh eva melemas tak berdaya.
gue merasa belum ada tanda-tanda mau keluar… trus saja aku genjot tubuhnya…
“va… u diatas donk, cape nih…” pintaku, eva hanya menggangukan kepala. ku tarik kont*lku dari vagina eva.
ku balikan tubuhku dan tidur terlentang di kasur, kemudian eva mengangkang diatang tubuhku, setelah tepat eva mengarahkan kont*lku tepat dimem*knya dan langsung menekan tubuhnya, ….bleeess… kont*lku langsung terbendam dalam mem*knya.
kemudian eva mulai menggoyangkan tubuhnya….”ahhh….aaaa…aaaahhh….aaahhhhh… aaaa…..aaaahhh…” desahan eva mulai lagi.
nafasku mulai tak beraturan …..ssssttttt…. aaaa…. sssstttt….. aaaaahhhh
setelah 10 menitan… eva meminta untuk tukar posisi lagi, “fer cape nih goyang trus…”
kemudian eva menarik tubuhnya dan terlepaslah kont*lku dari mem*knya.
kemudian dengan gaya porposional (standart), kutindih tubuhnya, dan kuarahkan kont*lnya kedalam mem*knya…
“bblleeeeesss…..” kembali kont*lku menyerang mem*knya…
ku goyang kan pantatku dengan cepet… baru sekitar 5 menitan…. tubuh eva kembali bergetar hebat…
fer aku keluar lagi…. aaaaahhhh……aaaahhhhh…..sssttt….. uhhh…. aaa….aaahh ….. aaaaaaaaahhhhhhhhh…..” erangan eva setelah orgasme yang ke 2
tubuh eva kembali melemas.
“fer lo masih lama kah? udah cape nih”
“ini bentar lagi?” sambil aku trus menggenjot tubuhnya
“burungmu kuat banget sih…”
“udah lo nikmati aja…” tak kuhentikan kocokanku dalam mem*knya
“fer nanti keluarin di luar aja ya… gue takut hamil” katanya terlihat sayu
karena gue mulai ada tanda-tanda mau keluar tak kuhiraukan tubuh eva yang lemas itu. trus dan trus ke genjot dengan penuh nafsu…
dinginnya ac tak terasa bagi kita… tubuh gue dan eva terlihat mengkilap bermandikan keringet…
setelah 10 menit berlalu… gue merasakan mau keluar.. ku percepat goyanganku….
“….aaaahhh…aaahhhh….aaaaa……uuuhhhh…..a aaahhh….” eva pun kembali nafsu
pantatnya mulai bergoyang mengikuti gerakan ku
“say… gu mau keluar nih” kataku
“sama gue juga” jawabnya
tak lama kont*lku mulai berdenyut-denyut mau mnyemburkan cairan kepuasan
kepercepet goyanganku….aaahhh….sssttt…..aaaa….ssss… ……aaaaahhhh..
“va aku keluar nih…. ”
ketika gue mau cabut kont*lku
“tahan…. aku jg mau keluar” kedua kaki eva dililitkan dibelakang pantatku melarang aku mencabut kont*lku
“….sstttt…..aaaahhhh…..aaahhhhh…..aaaahhhh …aaaaah……aaaa….aaaaaahhhhhhhh” akhirnya karena aku sudah tak bisa menahan lagi muncratlah spermaku didalam rahimnya wah nikmat banget rasanya….
karena eva mau keluar dia menggoyang-goyangkan pantatnya dan akhirnya…
“aaaahhh….aaaaahhh….ssttt…..aaaaahhhhh…..a aaaaaaaahhhhhhh” erangan eva setelah orgasme…
lilitan kaki eva mulai mengendur dan akhirnya terlepas…
kudiamkan sejenak tubuhku, menikmati orgasmeku yang panjang…
kupandang wajah eva yang terlihat lemas sekali.
“fer… lo dah keluar….”
aku hanya menggangukan kepalaku..
“hah!!!… lo keluarin di dalem ya..?, fer… kalo gue hamil gimana nih…” eva berkata terlihat ketakutan.
“abis gimana, waktu gue mau cabut lo malah tahan badan gue”
“ya mao gimana… aku juga pas mau keluar…” sahutnya
“nanti kamu cuci aja yang bersih pake air dingin” kataku
“emang ngaruh…” sambil eva mendorong tubuhku sehingga kont*lku terlepas dari mem*knya
kemudian eva ngeloyor ke kamar mandi… tak lama kudengar suara shower di kamar mandi.
langsung kususul yang sedang mandi.
“menurut kedokteran sih, sel sperma akan mati bila terkena suhu yang dibawah 32 derajat celsius” kataku setiba di kamar mandi/
“masa sih…” eva menjawab.
“ya suhu badan manusia normal kan 36-37,5 derajat celcius, lo sempot aja vagina mu dengan air shower dingin, kalo bisa airnya sampe masuk kedalam vagina” eva melakukan apa yang telah ku katakan.
seusai mandi. kulihat HP ku, udah jam 6 pagi lebih neh, kami membereskan tempat tidur dan gue tiduran disamping eva, jam 7an ku telp bagian HRD dikantorku untuk meminta ijin kalo hari ini gue gak bisa kekantor karena gak enak badan….. hehehehehe… gue masih penasaran ama mem*k Tina dan Eva, karenakatanya hari ini mereka libur dan baru besok pagi-pagi baru berangkat ke Jakarta. masih ada waktu seharian untuk ngentok ama 2 org pramugari ini… heheheh. – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum Terbaru